Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia: Opsi Akuisisi Saham Sriwijaya Air Masih Terbuka

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019 emiten berkode saham GIAA tersebut dilaporkan bahwa Sriwijaya Air masih memiliki utang sebesar US$118,79 juta.
Pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyebut masih membuka peluang untuk mengakuisisi saham PT Sriwijaya Air.

VP Corporate Secretary M. Ikhsan Rosan mengatakan bahwa perseroan masih membuka peluang kepada Sriwijaya Air untuk menawarkan pelunasan utang melalui penjualan sahamnya.

“Untuk opsi saham ke Sriwijaya itu masih terbuka,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (2/10/2019).

Dia menjelaskan bahwa opsi untuk mengakuisisi kepemilikan Sriwijaya Air telah lama muncul sejak kerja sama manajemen (KSM) dilakukan kedua belah pihak pada November 2018.

Namun, hingga saat ini, Ikhsan menyebut belum ada pendekatan lebih lanjut dari pihak Sriwijaya Air. Menurutnya, setelah perseroan melakukan kesepakatan untuk melanjutkan kembali KSM, saat ini perseroan masih fokus untuk membahas tataran operasionalnya.

“Akuisisi dulu juga opsi kami, tapi kan harus ada kesepakatan kedua belah pihak, dulu memang ada opsi kami untuk akuisisi,” tegasnya.

Dalam laporan sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo menyebut melalui KSM yang diteken, diharapkan Sriwijaya Air mampu membayar secara rutin sejumlah kewajibannya.

Untuk tahap awal, dia mengatakan KSO dilakukan untuk memastikan pemenuhan kewajiban berjalan dengan lancar. Namun, kerja sama tersebut dapat dikembangkan ke depannya termasuk melalui skema akuisisi Garuda Indonesia terhadap Sriwijaya Air.

“Tidak menutup kemungkinan [akuisisi]. Nanti lihat kondisi ke depan sambil dilakukan kajian,” jelasnya.

Hingga September 2019, Sriwijaya Air telah mencicil pemabayaran utang sebesar Rp465 miliar. Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019 emiten berkode saham GIAA tersebut dilaporkan bahwa Sriwijaya Air masih memiliki utang sebesar US$118,79 juta atau sekitar Rp1,6 triliun.

Dengan dilanjutkannya kembali KSM antara kedua belah pihak, Sriwijaya Air diharapkan dapat kembali beroperasi sehingga maskapai tersebut dapat melanjutkan pencicilan utangnya.

Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara mengatakan bahwa Garuda Indonesia Group melalui PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. dapat kembali memberikan layanan pesawat milik Sriwijaya Air.

Dengan demikian, Sriwijaya Air dapat beroperasi secara normal dengan bertahap. Dia mengatakan bahwa Sriwijaya Air dapat beroperasi dengan normal dalam waktu 2 bulan ke depan. Dia mengungkapkan bahwa saat ini, Sriwijaya Air memiliki 12 unit pesawat dari 30 unit pesawat yang siap beroperasi.

"Sekarang yang sudah dioperasikan 12. Bertahap kami akan tambah terus. Nanti kamk update terus ke market," ungkapnya.

Ramdani Ardali Adang yang sebelumnya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Teknik Sriwijaya Air, setelah KSM kembali berjalan kini didapuk sebagai Tim Penyehatan Sriwijaya Air.

Dia mengatakan bahwa akan menjamin faktor seluruh faktor keamanan pada Sriwijaya Air dan Nam Air, sehingga armada pesawat perseroan dapat dinyatakan laik beroperasi kembali.

“Saya hanya satu bulan ke depan untuk menjamin faktor safety-nya Sriwijaya dan Nam kembali aman untuk penumpang. Mulai tadi malam 00.00 WIB, kami sudah kontrol semua, orang cukup, tools cukup, sudah sesuai proses ke arah proses yang bagus,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/10/2019).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper