Bisnis.com, JAKARTA - Dolar Amerika Serikat diperdagangkan di zona hijau pada perdagangan Selasa (1/10/2019) menjelang rilis data sektor manufaktur AS, yang diharapkan meredakan kekhawatiran tentang dampak perang dagang China-AS.
Sejumlah data ekonomi dan komentar dari gubernur bank sentral minggu ini akan menetapkan nada untuk mata uang utama karena para pedagang mencoba untuk menentukan seberapa jauh pembuat kebijakan pergi untuk meningkatkan pertumbuhan.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,123 poin atau 0,12 persen ke level 99,5 pada pukul 11.00 WIB.
Indeks dolar AS sebelumnya dibuka menguat 0,018 poin atau 0,02 persen ke level 99,395, setelah ditutup menguat 0,268 poin atau 0,27 persen ke level 99,377 pada perdagangan Senin.
"Data ekonomi dapat mendukung dolar, dan komentar Federal Reserve tidak dovish seperti yang orang pikirkan," kata Masafumi Yamamoto, kepala analis mata uang di Mizuho Securities, seperti dikutip Reuters.
"Pemotongan suku bunga Reserve Bank of Australia dan risiko ekonomi Eropa yang stagnan keduanya menjadi sentiment positif untuk greenback," lanjutnya.
Volume perdagangan di Asia cenderung rendah di Asia karena pasar keuangan China ditutup hingga Senin untuk hari libur nasional.
Data aktivitas manufaktur AS dari Institute for Supply Management yang dijadwalkan rilis pada hari Selasa diperkirakan akan menunjukkan ekspansi pada bulan September.
Pada Agustus, aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun akibat perang dagang AS-China.
Sementara itu, pejabat Fed dijadwalkan untuk melakukan pembicaraan pekan ini, tetapi para pelaku pasar mengatakan mereka akan fokus pada komentar dari Gubernur Fed Jerome Powell pada hari Jumat untuk petunjuk tentang arah kebijakan moneter AS.
The Fed telah memangkas suku bunga dua kali tahun ini, tetapi ada tanda-tanda bahwa The Fed enggan untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut karena pasar tenaga kerja masih kuat.