Bisnis.com, JAKARTA -- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. merilis ringkasan rancangan penggabungan usaha dengan PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI), Rabu (25/9/2019).
Baca Juga
PBI merupakan entitas anak yang seluruh sahamnya dimiliki emiten bersandi saham TPIA itu. Dalam laporan keuangan Chandra Asri untuk semester I/2019, perseroan menguasai 99,98 persen saham PBI.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/9), Direksi dan Dewan Komisaris TPIA dan PBI menyampaikan rencana penggabungan diperlukan untuk menciptakan perusahaan petrokimia yang lebih terintegrasi di Indonesia. Kombinasi ini menciptakan perusahaan yang lebih kuat dan mampu bersaing dengan pemain petrokimia utama regional yang sebagian besar telah terintegrasi.
Merger akan mengintegrasikan proses produksi secara keseluruhan, pemetaan produk yang lebih baik, serta meningkatkan sinergi pengadaan dan akuntansi. Dengan demikian, kinerja operasional diklaim dapat meningkat sehingga menciptakan perusahaan yang lebih sinergis, kuat, dan lebih efisien.
Aksi korporasi ini juga diyakini bakal meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha sehari-hari Chandra Asri, sehingga selanjutnya akan menguntungkan seluruh pemangku kepentingan termasuk pemegang saham publik perseroan.
Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas rencana merger diperkirakan dapat diperoleh pada 4 November 2019. TPIA akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan dari pemegang saham atas rencana tersebut pada 15 November 2019. Targetnya, penggabungan usaha itu berjalan efektif pada 1 Januari 2020.
Pada perdagangan sesi pertama, Rabu (25/9), saham TPIA ditutup menguat 0,3 persen atau naik 25 poin ke harga Rp8.225. Investor tercatat membukukan aksi beli bersih senilai Rp152,68 juta. Di level harga itu, perusahaan memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp146,68 triliun.