Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. yang tertekan pada kuartal I/2019 berlanjut hingga semester I/2019, tercermin pada pendapatan bersih yang turun 18,07 persen dan laba bersih turun 71,43 persen secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Selasa (24/9/2019), emiten bersandi saham TPIA ini melaporkan pendapatan bersih sebesar US$1,05 miliar pada semester I/2019. Perolehan itu lebih rendah dari realisasi semester I/2018, yang sebesar US$1,29 miliar.
Beban pokok pendapatan turun 12,35 persen menjadi US$918,8 juta. Sehingga, laba kotor yang dihasilkan pun turun 43,29 persen secara year-on-year (yoy) menjadi US$134,86 juta.
Namun, ada kenaikan 7,49 persen di beban penjualan dari US$20,56 juta menjadi US$22,1 juta. Demikian juga dengan beban keuangan, yang meningkat 16,72 persen dari US$25,96 juta menjadi US$30,3 juta.
Rupiah yang berhasil menguat pada paruh pertama tahun ini, mampu membuat kerugian kurs mata uang asing perseroan menyusut hingga 71,3 persen dari US$7,98 juta menjadi US$2,29 juta.
Baca Juga
Meski demikian, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 71,43 persen yoy dari US$115,21 juta pada semester I/2018, menjadi US$32,92 juta pada semester I/2019.
Entitas anak PT Barito Pacific Tbk. itu memiliki jumlah aset sebesar US$3,19 miliar per 30 Juni 2019, naik 0,63 persen dari total aset per 31 Desember 2018 yang senilai US$3,17 miliar. Adapun liabilitasnya tercatat mencapai US$1,42 miliar dan ekuitas US$1,78 miliar.
Pada perdagangan Senin (23/9), saham TPIA ditutup melemah 1,2 persen ke level Rp8.250 per saham. Pada level harga itu, perusahaan memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp147,13 triliun.