Bisnis.com, JAKARTA - Dua emiten pertambangan batu bara, PT Indika Energy Tbk. dan PT Toba Bara Sejahtra Tbk. melanjutkan efisiensi biaya di tengah merosotnya harga komoditas tersebut.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM telah menetapkan harga batu bara acuan (HBA) pada periode September 2019 senilai US$65,79 per ton, turun 9,47% dibandingkan harga bulan lalu US$72,67 per ton. Selain itu, HBA September 2019 juga menjadi yang terendah sejak Oktober 2016 senilai US$69,07 per ton.
Managing Director and Chief Executive Officer (CEO) Indika Energy Azis Armand mengatakan pergerakan HBA memiliki pengaruh besar terhadap kinerja perseroan.
“Harga akan selalu memiliki pengaruh yang besar pada kinerja perseroan,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (12/9).
Emiten berkode saham INDY itu, lanjutnya, akan mengambil langkah antisipatif dengan melakukan efisiensi.
Azis menambahkan sejauh ini perseroan belum merevisi target pendapatan, volume produksi dan volume ekspor. Pada 2019, INDY menargetkan volume produksi sebanyak 35,5 juta ton.
Baca Juga
“Semua [target] masih sama dengan tahun lalu,” sebutnya.
Sementara itu, Corporate Secretary Toba Bara Sejahtra Elisabeth Novi S. Aruan mengatakan penjualan perseroan diikat dengan kontrak jangka panjang dan harga tetap.
Kendati demikian, penurunan HBA berimbas terhadap kinerja perseroan dalam jangka panjang. Di sisi lain perseroan juga akan melakukan efisiensi biaya.
“Strategi penjualan akan sesuai dengan mine plan kami. Kami memiliki kontrak jangka panjang dengan harga tetap,” katanya.
Pada semester I/2019, TOBA meraup pendapatan sebesar US$230,70 juta naik 23,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$187,29 juta.
Penjualan ke PLN berkontribusi 27%, disusul penjualan ke Taiwan Power Company 15%, TNB Fuel Service 14%, dan Avra Commodities Pte. Ltd 8%.