Bisnis.com, JAKARTA — Sejalan dengan tertekannya kinerja PT Matahari Department Store Tbk., sahamnya terkoreksi tajam sepanjang tahun berjalan 2019. Mampukah saham LPPF bangkit dari keterpurukan?
Pada akhir perdagangan Kamis (12/9/2019), saham emiten berkode sahaam LPPF itu mendarat di level harga Rp3.060. Dengan demikian, LPPF melorot 45,36% secara year-to-date.
Sepanjang tahun berjalan 2019, LPPF sempat menyentuh level harga tertinggi Rp7.250 per saham pada 28 Januari 2019.
Adapun, level harga terendahnya ada di posisi Rp3.000 per saham yang terbentuk pada akhir perdagangan 26 Agustus 2019. Level harga itu juga merupakan yang terendah sejak September 2014.
Dalam 5 tahun terakhir, LPPF bahkan sempat menyentuh level harga tertinggi Rp21.500 per saham pada 15 Juli 2016.
Christine Natasya, analis Mirae Asset Sekuritas, dalam risetnya menyebutkan bahwa capaian kinerja LPPF pada semester I/2019 masih sejalan dengan proyeksi diberikan pihaknya.
Baca Juga
Pasalnya, dia mengatakan bahwa laba bersih LPPF pada semester I/2018 mencapai 70% dari perkiraan tahunan yang diproyeksikan, tetapi hanya 65% dari konsensus.
Selain itu, ditengah melemahnya daya beli masyarakat, pada kuartal II/2019, LPPF mencatatkan pertumbuhan rerata penjualan toko yang sama (SSSG) yang kuat di luar Pulau Jawa dengan 2,6%.
“Meski harga komoditas masih melemah, daya beli masyarakat menunjukkan tanda beli yang lebih baik untuk produk LPPF di wilayah tersebut,” tulisnya dalam riset yang dikutip Kamis (12/9/2019).
Sementara itu, dalam perkembangan perseroan juga menjajaki penjualan secara daring. Christine menilai hal tersebut masih memberikan kontribusi yang kecil dibandingkan dengan bisnis konvensional yang dilakukan perseroan.
Perseroan menyebutkan bahwa aplikasi daring yang dimilikinya berada pada peringkat keempat setelah Sorabel, Zilingo, dan Zalora. Perseroan berharap melalui penjualan daring, dapat berkontribusi 8%—10% hingga 3 tahun hingga 5 tahun ke depan.
“Kami masih bertahan dengan proyeksi dan rekomendasi kami pada LPPF, dengan rekomendasi hold dan target harga pada 2019 Rp4.200,” imbuhnya.
Sementara itu, analis Maybank Kim Eng Sekuritas Janni Asman dalam risetnya menyebutkan bahwa hasil pada kuartal II/2019 masih di bawah ekspektasi.
Menurutnya, laba per saham (EPS) pada semester I/2019 hanya 62% dari proyeksi tahun ini. Hasil tersebut masih lebih rendah dari capaian periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 72% dari target tahunan.
Adapun, Maybank Kim Eng memotong proyeksi EPS tahun ini sebesar 20% dengan melihat pelemahan penjualan dan margin perseroan.
Dia menambahkan bahwa pendapatan kotor kuartal II/2019 hanya tumbuh 3% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018, diikuti SSSG sebesar 1,7%.
Selain itu, margin laba sebelum pajak LPPF tercatat turun 190 bps dibandingkan dengan periode yang pada tahun lalu.
“Sebagian karena diskon harga yang lebih besar untuk memerangi meningkatnya persaingan,” sebutnya.
Dia menilai LPPF masih dibayangi pelemahan pendapatan dibandingkan tahun lalu.
Menurutnya, hal tersebut tercermin pada kinerja perseroan pada musim puncak penjualan yang justru hasilnya malam melemah.
Adapun, Maybank Kim Eng memberikan rekomendasi jual untuk saham LPFF dengan penurunan target harga sebesar 17% menjadi Rp3.200 dari target harga sebelumnya Rp4.400.
Berdasarkan data Bloomberg, dari 27 analis yang memantau LPPF, sebanyak 13 analis merekomendasikan beli, 12 analis hold, dan 1 analis jual. Target harga saham LPPF berdasarkan konsensus analis Bloomberg ada di level Rp4.783 dalam 12 bulan ke depan.
Rekomendasi Saham LPPF | ||
---|---|---|
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga (Rp) |
RHB Research | buy | 5.000 |
Macquarie | neutral | 5.700 |
Yuanta Sekuritas | hold | 3.570 |
Credit Suisse | neutral | 3.530 |
UOB Kay Hian | hold | 4.000 |
Mirae Asset Sekuritas | hold | 4.200 |
DBS Bank | buy | 6.600 |
Maybank Kim Eng | sell | 3.200 |
Ciptadana Sekuritas | buy | 4.180 |
PT Sinarmas Sekuritas | neutral | 4.200 |
Morgan Stanley | Equalwt/Attractive | 3.300 |
J.P. Morgan | underweight | 3.200 |
HSBC | buy | 8.600 |
Indo Premier Securities | hold | 5.800 |
Sumber: Bloomberg, per 12 September 2019