Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet alam berjangka menguat pada Kamis (15/8/2019), menyusul langkah pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda pengenaan tarif impor kepada produk-produk China.
Berdasarkan data Bloomberg, harga karet alam untuk pengiriman Januari 2020 di Tokyo Commodity Exchange ditutup menguat 1 poin atau 0,6% ke posisi 167 yen per kilogram, dari sesi penutupan kemarin di level 166 yen per kilogram pada Rabu (14/8/2019).
Belum lama ini, Trump menunda pemberian sanksi baru kepada produk-produk China seperti telepon pintar, komputer jinjing, dan mainan anak-anak hingga Desember. Sejatinya Trump akan mengenakan tarif bea impor baru sebesar 10% untuk produk impor asal China senilai US$300 miliar pada September mendatang.
Sementara itu, data Biro Statistik Nasional China menunjukkan produksi industri China melemah ke level terendah dalam 17 tahun terakhir, seiring dengan perlambatan penjualan otomotif.
Sepertinya perlambatan penjualan otomotif di China masih menjadi sentimen negatif bagi harga karet. Sebab industri otomotif berkaitan dengan industri ban, yang membutuhkan karet alam sebagai bahan bakunya.
Dalam perkembangan lain, Pemerintah Thailand berupaya mengangkat harga karet, dengan menggulirkan program jaminan pendapatan pemerintah untuk petani karet. Program ini akan diselesaikan dalam waktu tiga pekan sebelum diajukan untuk persetujuan kabinet.
Baca Juga
Lewat program itu, harga karet lokal bisa mencapai 60 baht per kilogram pada akhir tahun ini. Sebagai informasi harga karet saat ini di Thailand sekitar 40 baht per kilogram.
Thailand merupakan produsen karet alam terbesar di dunia. Pada tahun lalu, menurut data Thai Rubber Association, produksi karet Negeri Gajah Putih itu mencapai 4,84 juta ton.