Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham utama Amerika Serikat (AS), S&P 500, mencatat kenaikan persentase harian terbesarnya dalam sekitar dua bulan pada akhir perdagangan Kamis (8/8/2019), didorong penguatan saham teknologi.
Berdasarkan data Reuters, indeks S&P 500 ditutup naik tajam 1,88 persen atau 54,11 poin di level 2.938,09. Adapun indeks Nasdaq Composite melonjak 2,24 persen atau 176,33 poin di level 8.039,16 dan indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menanjak 1,43 persen atau 371,12 poin di posisi 26.378,19.
Seluruh sektor utama naik setidaknya 1 persen. Indeks teknologi S&P 500, yang merupakan jantung dari aksi jual baru-baru ini, bahkan melonjak 2,4 persen.
Sejumlah pakar strategi mengatakan indeks futures bursa saham menguat pada sesi tersebut, dan aksi bargain hunting memasuki pasar pascaaksi jual baru-baru ini.
“Aksi semalam positif. Aksi itu, bersama dengan rebound kemarin [Rabu], memberi kita pendorong yang bagus untuk pasar hari ini, baik untuk pedagang berfrekuensi tinggi yang membeli tren dan juga pelaku bargain hunting yang telah memantau saham-saham ke level yang tampak menarik,” jelas Bucky Hellwig, wakil presiden senior di BB&T Wealth Management.
“Jadi kita telah melihat banyak nama perusahan teknologi bermunculan setelah baru-baru ini tertekan,” tambahnya, seperti dikutip dari Reuters.
Baca Juga
Saham Advanced Micro Devices Inc melonjak 16,2 persen setelah pembuat chip ini meluncurkan generasi kedua chip prosesor dan mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan Alphabet Inc. Google dan Twitter Inc sebagai pelanggan.
Saham Symantec Corp juga naik tajam 12,3 persen setelah pembuat chip Broadcom Inc dikabarkan dalam pembicaraan lanjutan untuk membeli bisnis perusahaan keamanan siber ini. Pascapenutupan perdagangan, Symantec mengkonfirmasi penjualan tersebut.
Sementara itu, data ekonomi AS menunjukkan kuatnya pasar tenaga kerja setelah jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu.
Hal tersebut menghilangkan sebagian kekhawatiran pasar tentang potensi resesi dan membantu imbal hasil obligasi AS naik.
Data ekspor China yang lebih baik dari perkiraan juga membantu mengimbangi kekhawatiran perang perdagangan AS-China baru-baru ini.
Ekspor China meningkat 3,3 persen pada Juli dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, kenaikan terbesar sejak Maret 2019.
Sementara itu, nilai impor turun 5,6 persen pada periode yang sama. Dengan ini, neraca perdagangan tercatat surplus sebesar US$45,1 miliar.
Capaian ekspor ini jauh melampaui estimasi sejumlah analis yang memperkirakan penurunan sebesar 1 persen, sebentara impor sebelumnya diperkirakan turun hingga 9 persen.
Pada saat yang sama, nilai tukar yuan China tampak stabil terhadap dolar AS, setelah pelemahannya sempat mengoyang pasar keuangan global pada awal pekan dan menyebabkan Wall Street membukukan performa harian terburuknya sepanjang tahun ini.
Pergerakan Bursa Wall Street 8 Agustus | ||
---|---|---|
Indeks | Level | Perubahan (persen) |
Dow Jones | 26.378,19 | +1,43 |
S&P 500 | 2.938,09 | +1,88 |
Nasdaq | 8.039,16 | +2,24 |
Sumber: Reuters