Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bahan Baku Melonjak, Laba Garuda Metalindo (BOLT) Tertekan

Emiten berkode saham BOLT tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,2% menjadi Rp592,75 miliar pada semester I/2019 dari Rp552,89 miliar pada semester I/2018.
Direktur Utama PT Garuda Metalindo Ervin Wijaya (tengah) berbincang dengan Direktur Lenny Wijaya (dari kiri), Komisaris Utama Herman Wijaya, Direktur Keuangan Anthony Wijaya, dan Komisaris Andree Wijaya, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan perseroan,  di Jakarta, Kamis (12/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Garuda Metalindo Ervin Wijaya (tengah) berbincang dengan Direktur Lenny Wijaya (dari kiri), Komisaris Utama Herman Wijaya, Direktur Keuangan Anthony Wijaya, dan Komisaris Andree Wijaya, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan perseroan, di Jakarta, Kamis (12/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk. mencatatkan penurunan laba bersih pada semester I/2019 sebesar 45,54% secara tahunan. Meningkatnya harga bahan baku suku cadang menjadi faktor penekan utama.

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019, emiten berkode saham BOLT tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,2% menjadi Rp592,75 miliar dari tahun sebelumnya Rp552,89 miliar.

Pada periode tersebut, beban pokok penjualan perseroan meningkat sebesar 14% dari catatan tahun sebelumnya senilai Rp437,28 miliar menjadi Rp502,05 miliar.

Alhasil, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tertekan 45,54% menjadi Rp21,65 miliar dari Rp39,78 miliar pada tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Garuda Metalindo Anthony Wijaya menjelaskan bahwa efek meningkatnya harga bahan baku suku cadang yang terjadi pada akhir tahun lalu masih berimbas ke kinerja perseroan pada paruh pertama 2019.

“Meskipun harga nilai tukar rupiah pada tahun ini relatif stabil, tapi dari harga bahan baku dunia yang mengalami kenaikan pada kuartal IV/2018 tahun lalu yang naik drastis masih berdampak hingga saat ini,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (5/8/1019).

Untuk menekan tingginya harga bahan baku tersebut, Anthony menjelaskan bahwa perseroan saat ini tengah mencari sumber bahan baku dari pemasok lainnya. Adapun, pada saat ini perseroan mengambil sumber bahan baku dari Jepang dan Korea.

Perseroan tengah memburu pemasok bahan baku yang lebih murah dari negara tersebut. Selain itu, perseroan akan menggunakan sebagian bahan baku dari negara China.

“Namun itu semua perlu ada approval dari consumer, jadi kami tidak bisa langsung mengubah saja. Rencana ini untuk satu tahun ke depan, impact-nya tidak langsung tahun ini. Kami prediksi harga material akan terjadi penurunan pada kuartal IV tahun ini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper