Bisnis.com, JAKARTA — PT Bakrie & Brothers Tbk., PT Energi Mega Persada Tbk., dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. melaporkan laba bersih pada semester I/2019 atau berbalik dari kerugian periode yang sama tahun lalu.
Saat ini, emiten afiliasi Grup Bakrie tersebar di berbagai lini. Untuk sektor pertambangan dan energi, kelompok usaha itu mengandalkan PT Bumi Resources Tbk., PT Bumi Resources Minerals Tbk., PT Energi Mega Persada Tbk., serta PT Darma Henwa Tbk.
Pada periode laporan keuangan semester I/2019, Energi Mega Persada melaporkan keuntungan US$26,61 juta. Posisi itu berbalik dari kerugian US$14,27 juta periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi pendapatan, jumlah yang dikantongi emiten berkode saham ENRG itu memang membukukan penurunan 14,15 persen secara tahunan. Tetapi, perseroan mampu membukukan pertumbuhan laba usaha atau operating income dari US$22,21 juta menjadi US$42,22 juta.
Chief Financial Officer Energi Mega Persada Edoardus A. Windoe mengungkapkan perseroan telah mengurangi jumlah utang yang dimiliki. Strategi itu berimbas terhadap turunnya beban bunga dan keuntungan yang lebih tinggi.
“Oleh karena itu, rasio likuiditas perseroan membaik,” ujarnya seperti dikutip Bisnis, Kamis (1/8/2019).
Baca Juga
Dalam laporan keuangan semester I/2019, beban keuangan ENRG tercatat sebesar US$11,51 juta atau menyusut dari US$24,7 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut, Chief Executive Officer Energi Mega Persada Syailendra S. Bakrie menjelaskan bahwa perseroan telah meningkatkan produksi gas dari aset Kangean PSC di Jawa Timur dan Bentu PSC di Riau pada 2019. Pihaknya mengklaim langkah itu akan tercermin positif dalam kinerja tahun ini.
Selain ENRG, emiten Grup Bakrie lainnya yang kembali mencetak keuntungan yakni Bumi Resources Minerals. Emiten berkode saham BRMS itu melaporkan keuntungan US$932.697 atau berbalik dari kerugian US$10,65 juta pada periode semester I/2018.
Dalam keterangan resminya, Direktur & Investor Relations Bumi Resources Minerals Herwin W. Hidayat mengungkapkan perseroan berharap dapat memulai produksi untuk tambang emas di Palu pada kuartal IV/2019. BRMS juga bekerja sama dengan mitra, NFC China, untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan infrastruktur untuk memulai produksi dari proyek seng dan timah di Dairi, Sumatra Utara.
“BRMS juga melanjutkan untuk mengeksplorasi peluang untuk mengakselerasi produksi dari proyek tembaga di Gorontalo,” jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur Bumi Resources Minerals Suseno Kramadibrata menerangkan bahwa produksi emas di Palu, Sulawesi Tengah akan dimulai dalam beberapa tahap. Pada tahap pertama, akan dimulai dengan 100.000 ton bijih per tahun.
Kemudian, ada Bakrie & Brothers yang menjalankan berbagai lini usaha mulai dari infrastruktur, manufaktur, hingga komponen otomotif. Emiten bersandi saham BNBR itu mencetak laba bersih Rp222,68 miliar pada semester I/2019, berbalik dari kerugian Rp1,06 triliun pada periode yang sama setahun lalu.
Direktur Utama Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan pencapaian ini ditopang oleh sejumlah faktor, salah satunya kinerja anak usaha yang membaik dan memberikan kontribusi positif.
“Sejak akhir Desember 2018 hingga pertengahan 2019, beberapa unit usaha menampilkan performa lebih bagus dibanding waktu-waktu sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Di sisi lain, kondisi menantang masih dihadapi sejumlah emiten Grup Bakrie lainnya, seperti Bumi Resources, Darma Henwa, PT Visi Media Asia Tbk., dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
Laba bersih Bumi Resources terpangkas 46,78 persen menjadi US$80,67 juta per Juni 2019. Adapun tiga perusahaan lainnya mencatatkan kerugian masing-masing US$1,57 juta, Rp230,99 miliar, dan Rp45,81 miliar.