Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencermati rencana bisnis PT Bakrie Telecom Tbk. setelah perseroan menggelar paparan publik insidentil pada Selasa (9/7/2019).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihaknya perlu mencermati rencana bisnis ke depan perseroan yang mampu menopang keberlangsungan bisnis. Pihaknya pun perlu mendapat keterangan dari pemegang saham pengendali dan jajaran direksi terkait bisnis yang akan dijalani beserta hasil riset untuk menjaring kepercayaan sebelum akhirnya suspensi dicabut.
Menurutnya, hal itu menjadi penting karena komitmen direksi dan pemegang saham pengendali akan menentukan apakah perusahaan akan berakhir dengan delisting setelah 24 bulan.
Seperti diketahui, BTEL mendapatkan opini disclaimer atau tak mendapat opini dari kantor akuntan publik pada laporan keuangan 2017 dan 2018.
"Bisnisnya itu yang menjadi salah satu concern dari bursa akan dibawa ke mana nih," ujarnya, Rabu (10/7/2019).
Dia pun bakal mengagendakan diskusi dengan pemegang saham pengendali dan jajaran direksi untuk mengetahui rencana bisnis perusahaan. Dia berujar pihaknya tak akan dengan mudah mencabut suspensi bila tak ada tindakan signifikan dari pihak terkait untuk membenahi perusahaan.
Sebelumnya, perusahaan berencana untuk melakukan restrukturasi. Setelah itu, perusahaan bakal ingin meluncurkan bisnis baru seperti layanan contact center services, akses nomor premium dan solusi suara dan data bagi segmen ritel.
Baca Juga
"Yang perlu kami pastikan, pemilihan sektor tertentu [untuk rencana ke depan]," katanya.
Dalam paparan publik tersebut, Manajemen Bakrie Telecom menuturkan perseroan terus mengembangkan bisnis penyediaan layanan (business solution) telekomunikasi dengan sasaran korporasi di gedung-gedung tinggi (high rise building).
Di samping itu, BTEL juga terus berupaya meningkatkan kapasitas call center atau contact center untuk dapat melayani lebih banyak customer dari badan usaha atau korporasi yang mempergunakan jasa call center Perseroan.
Perseroan juga mengklain sudah menjajaki untuk masuk dalam bisnis infrastruktur yang mendukung bisnis penyiaran TV digital seiring dengan kebijakan pemerintah yang mendorong peralihan teknologi penyiaran TV dari analog menjadi digital.