Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 25 Juli : IHSG & Rupiah Kompak Rebound, Euro Tertekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak rebound pada perdagangan hari ini.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta/Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta/Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA –Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak rebound pada perdagangan hari ini.

Di sisi lain, penantian investor terhadap hasil pertemuan Bank Sentral Eropa hari ini menjadi motor penggerak terhadap sejumlah indeks, kurs, serta harga komoditas.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com hari ini, Kamis (25/7/2019):

 

Bursa Asia Hijau, IHSG Akhiri Pelemahan Tiga Hari

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,26 persen atau 16,38 poin ke level 6.401,36 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (24/7), IHSG berakhir melemah 0,29 persen atau 18,82 poin di level 6.384,99, penurunan hari ketiga berturut-turut.

Indeks mulai bangkit dari pelemahannya dengan dibuka rebound 0,12 persen atau 7,4 poin di level 6.392,39. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di kisaran 6.386,29 – 6.412,72.

Tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin sektor properti yang naik 1,29 persen dan aneka industri dengan penguatan 1,27 persen. Di sisi lain, sektor barang konsumsi dan tambang melemah masing-masing 0,44 persen dan 0,41 persen.

Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 201 saham menguat, 188 saham melemah, dan 263 saham stagnan.

 

Rupiah Berbalik Menguat Setelah Terdepresiasi 3 Hari Berturut-turut

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (25/7/2019), rupiah ditutup di level Rp13.977 per dolar AS, menguat 0,143 persen atau 20 poin. Mata uang Garuda berhasil menjadi mata uang dengan kinerja penguatan terbaik di antara mata uang pasar berkembang di Asia.

Mengutip riset PT Asia Trade Point Futures, pergerakan rupiah kali ini berhasil memanfaatkan terbatasnya penguatan dolar AS yang dipicu oleh data ekonomi AS yang dirilis tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.

“Melambatnya data-data ekonomi AS menjadi faktor pemicu menguatnya nilai tukar rupiah pada sesi perdagangan kali ini,” tulis PT Asia Trade Point Futures seperti dikutip dari publikasi risetnya, Kamis (25/7/2019).

 

Euro Tertekan Menjelang Pertemuan Bank Sentral Eropa

Mata uang euro mendekati level terendah dalam 2 bulan terakhir pada perdagangan Kamis (25/7/2019), menjelang pertemuan European Central Bank (ECB) yang diprediksi akan melonggarkan kebijakan moneternya.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (25/7) hingga pukul 13.45 WIB, euro di pasar spot bergerak melemah 0,04 persen menjadi US$1,1135 per euro. Pada pertengahan perdagangan, bahkan sempat menyentuh level US$1,1127 per euro, menjadi level terendah sejak 31 Mei 2019.

Sepanjang tahun berjalan, euro telah bergerak di zona merah, melemah 2,66 persen.

Kepala FX Societe Generale di Tokyo Kyosuke Suzuki mengatakan pergerakan euro masih bearish karena pasar telah memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga oleh ECB sejak bulan ini.

"Selain itu, imbal hasil obligasi di zona Eropa telah jatuh tajam dan menyeret turun mata uang euro," ujarnya seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (25/7).

 

Pasar Tunggu Pertemuan ECB, Bursa Asia Menguat

Indeks Nikkei 225 Jepang menyentuh level tertinggi dalam hampir tiga bulan terakhir sebelum memangkas kenaikan menjadi 0,26 persen. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia mendekati level tertinggi 12 tahun.

Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China menguat masing-masing 0,48 persen, karena investor melihat harapan untuk pertemuan tatap muka antara negosiator AS dan China pekan depan, bahkan jika hanya ada sedikit tanda bahwa pertemuan tersebut akan menghasilkan kemajuan nyata dalam perang perdagangan kedua negara.

Di sisi lain, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,46 persen karena saham produsen chip terkemuka berbalik melemah di tengah ketegangan perdagangan Korsel dengan Jepang.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang, yang telah cenderung bergerak flat sepanjang perdagangan, bertahan di zona hijau dengan penguatan 0,23 persen.

 

Jelang Pertemuan Negara-Negara Produsen, Harga Karet Rebound

Harga karet di Tokyo dan Shanghai mampu rebound pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (25/7/2019), menjelang pertemuan negara-negara produsen untuk membahas pasokan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Desember 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup menguat 1,4 persen atau 2,60 poin di level 188,70 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (24/7), harga karet kontrak Desember 2019 ditutup melemah 0,48 persen atau 0,9 poin ke level 186,1 yen per kg (lihat tabel).

Sementara itu, harga karet kontrak September 2019 di Shanghai Futures Exchange hari ini berakhir menguat elemah 1,6 persen atau 170 poin di level 10,820 yuan per ton, setelah ditutup melemah 0,75 persen di posisi 10,650 pada Rabu (24/7).

 

3 Hari Menghijau, Harga CPO Terancam Memerah

Data Bloomberg menunjukkan hingga pukul 13.39 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Oktober 2019 di Bursa Derivatif Malaysia turun tipis 0,05 persen atau 1,00 poin ke posisi 2.028 ringgit per ton. Padahal, di sesi pembukaan, harganya sempat menguat 0,34 persen atau 7,00 poin ke posisi 2.036 ringgit per ton.

Pada Senin (22/7), harga CPO juga telah menguat 0,61 persen atau 12,00 poin di level 1.984 ringgit per ton dibandingkan dengan penutupan Jumat (19/7) yang berada di level 1.972 ringgit per ton.

Penguatan pun berlanjut pada dua hari berikutnya, yang menempatkan harga CPO masing-masing di level 2.004 ringit per ton dan 2.029 ringgit per ton, level tertinggi sejak 21 Juni 2019.

Namun, kabar terbaru dari Uni Eropa (UE) sepertinya bakal mengusik pelaku pasar sawit global. Dilansir dari Reuters, Kamis (25/7), Komisi Eropa berencana untuk mengajukan bea impor dari 8 persen hingga 18 persen untuk impor biodiesel dari Indonesia.

 

Pergerakan Harga Emas Hari Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 15.53 WIB, harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 menguat 3,5 poin atau 0,24 persen ke level US$1.440 per troy ounce.

Analis PT Monex Investindo Futures Andian mengatakan pergerakan emas tampak tengah berkonsolidasi menantikan sentimen pasar terhadap dolar AS menghadapi kebijakan European Central Bank (ECB) yang akan diumumkan pada pekan ini.

"Bila pelemahan mata uang euro memberikan imbas positif terhadap dolar AS, berpotensi melemahkan harga emas menguji level support pada kisaran US$1,410 per troy ounce hingga US$1.415 per troy ounce," ujarnya seperti dikutip dari publikasi risetnya, Kamis (25/7).

Sementara itu, berdasarkan informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas batangan Antam hari ini dipatok senilai Rp708.000 per gram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper