Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (23/7/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir melemah 0,46 persen atau 29,74 poin di level 6.403,81 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Senin (22/7), indeks terkoreksi 0,36 persen atau 22,99 poin dan berakhir di posisi 6.433,55.
Sebelum melanjutkan pelemahannya, pergerakan indeks sempat berbalik ke zona hijau dengan dibuka naik 0,16 persen atau 10,16 poin di posisi 6.443,55 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.396,67 – 6.454,09.
Menurut tim riset MNC Sekuritas, IHSG masih rentan terkoreksi di bawah level 6.500.
“Selama IHSG tidak menguat dan menembus level 6.500, kami perkirakan IHSG akan bergerak terkoreksi,” terangnya dalam riset harian.
Tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin infrastruktur (-2,14 persen) dan finansial (-0,58 persen). Adapun sektor aneka industri dan barang konsumsi masing-masing naik 0,39 persen dan 0,16 persen.
Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 174 saham menguat, 229 saham melemah, dan 249 saham stagnan.
Saham PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 24,84 persen dan 0,87 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG.
Sementara itu, nilai tukar rupiah lanjut berakhir melemah 42 poin atau 0,30 persen di level Rp13.985 per dolar AS, pelemahan hari kedua, seiring dengan berlanjutnya penguatan indeks dolar AS.
Dilansir dari Bloomberg, indeks dolar menguat di tengah ekspektasi bahwa dolar AS akan mempertahankan keuntungan imbal hasilnya ketika Bank Sentral Eropa cenderung memberi sinyal pelonggaran lebih lanjut dalam ulasan pertemuan kebijakannya pekan ini.
Pada saat yang sama, spekulasi pemangkasan suku bunga acuan secara agresif sebesar 50 basis poin oleh bank sentral AS Federal Reserve telah mereda.
“Pasar telah mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga secara agresif oleh The Fed, sehingga memberikan dukungan untuk dolar AS,” ujar Qi Gao, pakar strategi mata uang di Scotiabank.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 lanjut berakhir melemah 0,50 persen atau 2,83 poin di level 566,63, setelah ditutup turun 0,18 persen di posisi 569,46 pada perdagangan Senin (22/7).
Sebaliknya, indeks saham lainnya di Asia rata-rata mampu berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing menguat 0,8 persen dan 0,95 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan ditutup naik 0,39 persen.
Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 naik 0,45 persen dan 0,22 persen. Adapun indeks Hang Seng Kong berakhir naik 0,34 persen.
Bursa Asia berhasil menguat bersama bursa Eropa dan indeks futures AS, di tengah pekan yang ramai oleh rilis laporan kinerja keuangan korporasi dan potensi perkembangan negosiasi perdagangan antara AS dan China.
Pasar saat ini menantikan pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa, yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 10 basis poin pada Kamis (25/7/2019) waktu setempat.
Selanjutnya pada pekan depan bank sentral AS Federal Reserve akan menggelar rapat kebijakan (FOMC meeting) dan diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
“Pasar berada dalam mode konsolidasi menjelang ulasan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB),” papar analis DBS dalam risetnya, seperti dikutip dari Reuters.
“Para pembuat kebijakan akan menegaskan kembali nada dovish mereka dan meyakinkan pasar bahwa mereka memiliki alat yang memadai untuk mengatasi perlambatan yang sedang berlangsung,” lanjutnya.
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
FREN | -24,84 |
BBCA | -0,87 |
HMSP | -1,30 |
BBNI | -2,54 |
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
UNVR | +0,61 |
ASII | +0,70 |
GGRM | +1,01 |
BTPS | +6,10 |
Sumber: Bloomberg