Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menetap di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (18/7/2019), setelah sepanjang sesi bergerak fluktuatif.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG turun tipis 0,02 persen atau 1,12 poin ke level 6.393,48 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (17/7), IHSG berakhir terkoreksi 0,11 persen atau 7,27 poin di level 6.394,61.
Indeks mulai melanjutkan koreksinya dengan dibuka melemah 0,15 persen atau 9,55 poin di posisi 6.385,06 pagi tadi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.375,62 – 6.399,84.
Menurut Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya, IHSG akan diperdagangkan mixed to lower pada perdagangan hari ini.
Pasar saat ini menantikan pengumuman keputusan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI), yang diperkirakan oleh konsensus akan melakukan pemangkasan.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, yang akan menentukan suku bunga acuan BI 7DRR rate, diperkirakan akan memutuskan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah terpantau menguat 40 poin atau 0,29 persen ke level Rp13.943 per dolar AS, setelah berakhir melemah 48 poin atau 0,34 persen di posisi 13.983 pada Rabu (17/7).
Indeks saham lainnya di Asia rata-rata juga melemah, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing merosot 1,94 persen dan 1,79 persen.
Sementara itu, indeks Shanghai Composite China melemah 0,65 persen, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,46 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,28 persen.
Dilansir Reuters, bursa Asia mengikuti pelemahan bursa saham Wall Street AS pada perdagangan Rabu (17/7) yang terbebani tanda-tanda awal bahwa perang perdagangan AS-China dapat merugikan kinerja keuangan perusahaan.
Awal pekan ini, Presiden AS Donald Trump terus menekan Beijing dengan ancaman untuk mengenakan tarif lebih lanjut pada barang-barang asal China senilai US$325 miliar, di tengah kegelisahan pasar atas kelanjutan perundingan perdagangan kedua negara.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa progres menuju kesepakatan perdagangan AS-China telah mandek sementara pemerintahan Trump menentukan bagaimana mengatasi tuntutan Beijing untuk melonggarak pembatasan pada Huawei Technologies.
Imbal hasil obligasi Treasury AS pun turun karena kekhawatiran tentang perang perdagangan AS-China mendorong permintaan untuk aset-aset safe haven.