Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (15/7/2019) di level Rp13.970 per dolar AS, menguat 115 poin atau 0,81 persen dari posisi Rp14.085 pada Jumat (12/7/2019).
Kurs jual ditetapkan di Rp14.040 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.900 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.
Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp13.928 per dolar AS pada pukul 10.56 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (12/7), rupiah terapresiasi 0,42 persen atau 59 poin dan berakhir di level Rp14.008 per dolar AS.
Rupiah melanjutkan penguatannya dengan dibuka terapresiasi 0,11 persen atau 15 poin di level Rp13.993 per dolar AS. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.929-Rp13.994 per dolar AS.
Penguatan yang dibukukan rupiah membawanya menjadi yang paling berstamina terhadap dolar AS di antara mata uang lain di Asia.
Berturut-turut menyusul rupiah adalah rupee India dan ringgit Malaysia yang masing-masing naik 0,2 dan 0,16 persen terhadap dolar AS pukul 11.01 WIB.
Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS | ||
---|---|---|
Mata uang | Kurs | Pergerakan (persen) |
Rupiah | 13.928 | +0,57 |
Rupee India | 68,5437 | +0,2 |
Ringgit Malaysia | 4,1065 | +0,16 |
Dolar Taiwan | 31,042 | +0,11 |
Yuan Onshore China | 6,8762 | +0,07 |
Peso Filipina | 51,065 | +0,06 |
Baht Thailand | 30,895 | +0,06 |
Yuan Offshore China | 6,8754 | +0,05 |
Won Korea Selatan | 1.178,38 | +0,05 |
Dolar Singapura | 1,3564 | +0,04 |
Yen Jepang | 107,99 | -0,07 |
Dolar Hong Kong | 7,8290 | -0,05 |
Dilansir dari Bloomberg, visi yang disampaikan Presiden Joko Widodo dan potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) mendorong mata uang Garuda memimpin penguatan mata uang di Asia hari ini.
Mayoritas mata uang di Asia ikut menguat pascarilis data ekonomi China. Ekonomi China mencatatkan laju pertumbuhan terlambatnya dalam hampir tiga dekade di tengah kebuntuan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Meski demikian, sejumlah indikator bulanan menunjukkan tanda-tanda adanya stabilisasi.
Laporan Biro Statistik Nasional China (NBS) pada Senin (15/7/2019) mengungkapkan produk domestik bruto (PDB) China naik 6,2 persen pada kuartal II/2019 dari tahun sebelumnya.
Meski lebih rendah dari perolehan pada kuartal I/2019 yakni 6,4 persen, angka tersebut sejalan dengan yang diperkirakan oleh para ekonom.
Di sisi lain, raihan sejumlah indikator aktivitas ekonomi tampak kuat bahkan melampaui estimasi. Output pabrik meningkat 6,3 persen dan penjualan ritel menanjak 9,8 persen pada Juni, sedangkan investasi naik 5,8 persen pada paruh pertama tahun ini.
Saat mayoritas mata uang di Asia menguat, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau naik 0,025 poin atau 0,03 persen ke level 96,835 pada pukul 10.51 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pergerakan indeks sebelumnya dibuka dengan naik tipis 0,026 poin atau 0,03 persen di level 96,836, setelah berakhir melemah 0,25 persen atau 0,240 poin di posisi 96,810 pada perdagangan Jumat (12/7).
Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah) | |
---|---|
Tanggal | Kurs |
15 Juli | 13.970 |
12 Juli | 14.085 |
11 Juli | 14.089 |
10 Juli | 14.152 |
9 Juli | 14.129 |
Sumber: Bank Indonesia