Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Turun Lebih dari 1 Persen

Harga karet di Tokyo dan Shanghai kembali tertekan dan melemah pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (12/7/2019), di tengah tumbuhnya kekhawatiran soal prospek permintaan dan suplai berlimpah.
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di Tokyo dan Shanghai kembali tertekan dan melemah pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (12/7/2019), di tengah tumbuhnya kekhawatiran soal prospek permintaan dan suplai berlimpah.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Desember 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup melemah 1,07 persen atau 1,90 poin di level 175,30 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (11/7/2019), harga karet kontrak Desember 2019 hanya mampu berakhir stagnan di posisi 177,20, setelah sempat bangkit mengakhiri tekanan enam hari perdagangan beruntun sebelumnya.

Sementara itu, harga karet kontrak September 2019 di Shanghai Futures Exchange berakhir melemah 0,79 persen atau 85 poin di level 10,630 yuan per ton hari ini.

Pada perdagangan Kamis (11/7), harga karet kontrak September hanya mampu ditutup naik tipis 0,19 persen atau 20 poin di posisi 10.715 setelah merosot tiga hari berturut-turut sebelumnya.

Dilansir dari Bloomberg, kekhawatiran seputar meningkatnya pasokan dan permintaan yang lebih lesu, terutama dari produsen mobil, telah mengempaskan reli karet tahun ini.

Kekhawatiran atas dampak melambatnya pertumbuhan global dari perang dagang AS-China dan jumlah pasokan yang lebih besar setelah dimulainya musim penyadapan karet adalah alasan yang mendasari penurunan ini.

Dalam hal permintaan, Bloomberg Intelligence mengatakan harapan pemulihan laba sektor otomotif untuk paruh kedua kecil kemungkinan akan terjadi mengingat penjualan di Uni Eropa yang lesu pada paruh pertama, penurunan volume penjualan di China, dan ketidakpastian tentang uji emisi baru.

Kazuhiko Saito, seorang analis di broker Fujitomi, mengatakan harga karet RSS-3 grade untuk pengiriman dari Bangkok telah turun 7,2 persen pekan ini menjadi US$1,8 per kilogram.

“Para pedagang tidak terburu-buru untuk melakukan pembelian karena ekspektasi bahwa harga karet dapat menurun lanjut akibat suplai yang berlimpah,” jelas Saito.

Sementara itu, kontraksi tak terduga dalam PDB Singapura memberi peringatan baru kepada ekonomi dunia tentang dampak dari ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Produk domestik bruto (PDB) Singapura turun pada tingkat tahunan sebesar 3,4 persen pada kuartal II/2019 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Perolehan tersebut berbanding terbalik dengan pertumbuhan sebesar 3,8 persen pada kuartal pertama dan proyeksi ekonom dalam survei Bloomberg untuk ekspansi 0,5 persen.

Beberapa saat sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengeluh dalam Twitter bahwa China tidak meningkatkan pembelian produk pertanian Amerika, janji yang diklaimnya telah dibuat di KTT G20 dengan Presiden Xi Jinping pada 29 Juni.

Berbanding terbalik dengan karet, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2019 terpantau menguat 0,68 persen atau 0,41 poin ke level US$60,61 per barel pada pukul 14.21 WIB, setelah sempat tergelincir ke zona merah pada Kamis (11/7).

Adapun harga minyak acuan global Brent untuk kontrak September 2019 menguat 0,71 persen atau 0,47 poin ke level US$66,99 per barel siang ini.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Desember 2019 di Tocom

Tanggal        

Harga (Yen/kg)          

Perubahan (persen)

12/7/2019

175,30

-1,07

11/7/2019

177,20

+0

10/7/2019

177,20

+0,51

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper