Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga batu bara di bursa Newcastle berlanjut bahkan melonjak lebih dari 3 persen pada akhir perdagangan Rabu (3/7/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Agustus 2019 ditutup melonjak 3,24 persen atau 2,30 poin di level 73,25.
Reli harga batu bara kontrak Agustus berlanjut untuk hari keempat berturut-turut setelah berakhir naik tajam 2,09 persen atau 1,45 poin di posisi US$70,95 per metrik ton pada perdagangan Selasa (2/7/2019)
Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Juli 2019 ikut ditutup melonjak 2,62 persen atau 1,35 poin di level 52,80 pada perdagangan Rabu (3/7), kenaikan hari keempat beruntun.
Meski demikian, harga batu bara thermal untuk pengiriman September 2019 di Zhengzhou Commodity Exchange, lanjut berakhir melorot 1,23 persen atau 7,4 poin di level 592,4 yuan per metrik ton.
“Konsumsi batu bara harian dari pembangkit-pembangkit listrik telah meningkat, tetapi peningkatannya kecil. Di sisi lain, tumpukan stok berakumulasi lebih cepat,” terang analis Huatai Futures Sun Hongyuan dalam risetnya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Sementara itu, harga minyak mentah berhasil rebound pascarilis laporan turunnya pasokan bensin AS. Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus menguat 1,9 persen atau 1,09 poin dan ditutup di level US$57,34 per barel pada Rabu (3/7).
Adapun minyak Brent untuk kontrak September menguat 2,3 persen atau 1,42 poin dan ditutup di level US$63,82 per barel di ICE Futures Europe Exchange setelah anjlok 4,1 persen pada sesi sebelumnya.
Dilansir Bloomberg, minyak mentah menguat setelah Energy Information Administration (EIA) mengatakan persediaan bensin menyusut 1,58 juta barel pekan lalu, sekitar dua kali penurunan yang dicatat oleh laporan industri sehari sebelumnya.
Tanda permintaan yang menggembirakan membantu mengatasi penurunan stok minyak mentah domestik yang lebih kecil dari perkiraan.
Kendati demikian, harga minyak masih jauh dari memulihkan penurunan sebesar 4,8 persen pada Selasa (2/7), ketika kekhawatiran tentang ekonomi global membayangi keputusan OPEC dan sekutunya untuk memperpanjang penurunan produksi.
"Jelas, tidak ada jalan keluar dari bearish ekonomi dan penurunan fundamental permintaan," tulis Stephen Brennock, analis di PVM Oil Associates Ltd., seperti dikutip Bloomberg.
"Bagaimanapun, ada jeda dari hiruk-pikuk aksi jual karena mereka yang mencari katalis bullish menggantungkan harapan pada penurunan dalam persediaan minyak AS," lanjutnya.
Sebuah survei Bloomberg terhadap para analis telah memperkirakan penurunan stok minyak mentah AS sekitar 3 juta barel, sementara sebuah laporan dari American Petroleum Institute menyatakan penurunan mencapai 5 juta. Tetapi penurunan bensin hampir dua kali lipat dari yang dicatat API.
Harga batu bara kontrak Agustus 2019 di Bursa Newcastle | |
---|---|
Tanggal | US$/MT |
3 Juli | 73,25 (+3,24 persen) |
2 Juli | 70,95 (+2,09 persen) |
1 Juli | 69,50 (+0,94 persen) |
Sumber: Bloomberg