Bisnis.com, JAKARTA — PT Bayan Resources Tbk. melaporkan adanya kenaikan cadangan dan sumber daya batu bara perseroan berdasarkan laporan Joint Ore Reserves Committee yang disusun oleh PT RungePincockMinarco pada 2019.
Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/7/2019), Bayan Resources menyebut telah menerima laporan cadangan dan sumber daya batu open cut terbaru atau Joint Ore Reserves Committee (JORC) yang disusun oleh PT RungePincockMinarco (RPM) pada 2019.
Hasilnya, cadangan batu bara dilaporkan meningkat 55% dari laporan JORC 2012 sebanyak 764 juta ton menjadi 1.181 juta ton. Selanjutnya, sumber daya batu bara meningkat 37% dari laporan JORC 2012 sebanyak 1.854 juta ton menjadi 2.543 juta ton.
Manajemen emiten berkode saham BYAN itu menjelaskan bahwa jumlah kenaikan cadangan dan sumber daya tersebut bersumber dari proyek Tabang atau Pakar Utara. Pasalnya, terjadi kenaikan cadangan 62% mejadi 911 juta ton dan sumber daya 31% menjadi 1.681 juta ton.
“Peningkatan cadangan dan sumber daya batu bara ini karena kegiatan eksplorasi di sebagian besar konsesi tambang Bayan Group masih dilakukan. Akan tetapi, ada sebagian kecil konsesi yang sampai saat ini belum dilakukan kegiatan eksplorasi,” tulis manajemen dalam laporan yang dikutip, Senin (1/7/2019).
Dampak dari peningkatan cadangan dan sumber daya itu diklaim perseroan dapat meningkatkan jumlah produksi. Selain itu, BYAN juga mengklaim dapat melakukan peningkatan kinerja perseroan.
Baca Juga
Sebagai catatan, BYAN itu mengincar volume produksi berada di kisaran 32 juta MT hingga 36 juta MT pada 2019. Harga jual rata-rata diperkirakan US$46 per MT hingga US$48 per MT.