Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS dan China Hendak Rujuk, Harga Minyak Menguat

Harga minyak dunia melanjutkan penguatan pada Rabu (19/6/2019), setelah naik pada sesi sebelumnya, didorong oleh harapan terciptanya kesepakatan perdagangan global Amerika Serikat dan China, juga potensi konflik antara AS dan Iran di Timur Tengah.
Kilang Minyak/Bloomberg
Kilang Minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia melanjutkan penguatan pada Rabu (19/6/2019), setelah naik pada sesi sebelumnya, didorong oleh harapan terciptanya kesepakatan perdagangan global Amerika Serikat dan China, juga potensi konflik antara AS dan Iran di Timur Tengah.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 11:.36 Wib, harga minyak West Texas Intermediate menguat 0,28% atau 0,15 poin ke level US$54,05 per barel, sebelumnya ditutup menguat 2%, Selasa (18/6/2019). Sementara itu, harga Brent menguat 0,05% atau 0,03 poin ke level US$61,27 per barel, sebelumnya ditutup menguat 3,8%.

Dalam sebuah unggahan di Twitter, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa persiapan dimulai untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 di Osaka, Jepang, pekan depan.

Hal itu terjadi setelah pembicaraan untuk mencapai kesepakatan tentang perdagangan AS dan China terhambat bulan lalu, usai Washington menuduh China mundur dari komitmen yang telah disepakati sebelumnya.

Sejak saat itu, interaksi kedua negara itu terbatas. Trump telah mengancam, berkuangkali untuk menjatuhkan tarif lebih banyak pada produk-produk China.

“Permintaan global minyak mentah mendapat dorongan pada ekspektasi pembicaraan perdagangan menunjukkan tanda-tanda positif,” kata Edward Moya, analis pasar di OANDA, New York dilansir dari Reuters, Rabu (19/6/2019).

Ketegangan di Timteng, setelah serangan tanker pekan lalu masih tinggi, dengan Trump mengatakan bahwa siap untuk mengambil tindakan militer menghentikan Iran yang memiliki bom nuklir.

Kecemasan konfrontasi antara Iran dan Amerika Serikat telah meningkat sejak serangan Kamis lalu, yang dituduh oleh Washington didalangi oleh Teheran. Sementara Iran membantah terlibat.

AS sedang mengerahkan sekitar 1.000 tentara lagi ke Timur Tengah untuk mengantisipasi ancaman dari Negeri Para Mullah tersebut.

Pelaku pasar juga menanti pertemuan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, terkait nasib kesepakatan pemangkasan produksi minyak global.

OPEC dan negara-negara non-OPEC dilaporkan sedang membahas perhelatan pertemuan pada 10-12 Juli di Wina. Sejumlah sumber OPEC mengatakan, tanggal tersebut merupakan usulan Iran.

OPEC sendiri, sedang mempertimbangkan pertemuan pada 1-2 Juli, meskipun dalam laman resmi mereka, pertemuan akan diadakan pada 25-26 Juni.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper