Bisnis.com ,JAKARTA — Emiten jasa konstruksi, PT Paramita Bangun Sarana Tbk. membidik pendapatan Rp525 miliar pada tahun ini setelah tergerus 43,02% secara tahunan pada 2018.
Berdasarkan paparan publik yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/6/2019), Paramita Bangun Sarana melaporkan pendapatan usaha Rp359 miliar pada 2018. Posisi itu turun 43,02% dibandingkan Rp630 miliar pada 2017.
Dari situ, emiten berkode saham PBSA itu membukukan laba tahun berjalan Rp42 miliar pada akhir tahun lalu. Pencapaian tersebut tergerus 56,70% dari Rp97 miliar per 31 Desember 2017.
Sampai dengan akhir 2018, PBSA tercatat memiliki total liablitas Rp121 miliar dan total ekuitas Rp543 miliar. Dengan demikian, total aset yang dimiliki Rp665 miliar per akhir Desember 2018.
Kendati demikian, kontraktor swasta itu optimististis mampu membukukan pendapatan Rp525 miliar pada 2019. Proyeksi itu sejalan dengan sejumlah strategi yang telah disiapkan oleh perseroan.
PBSA menyebut menjalankan proyek konstruksi di luar klien utama. Dengan demikian, terjadi diversifikasi pendapatan dan menambah basis pelanggan.
Baca Juga
“Saat ini PBSA telah dan/atau sedang bekerja sama di antaranya dengan Sinarmas, EcoOils, Sari Roti, PT Indah Kiat, dan Smartfren,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi yang dikutip, Selasa (11/6/2019).
Selanjutnya, PBSA melakukan pendrian kantor Paramita Bangun Sarana Sdn. Bhd. di Sibu, Serawak, Malaysia. Kemudian, perseroan juga membentuk anak usaha baru yang bergerak di bidang fabrikasi baja dengan nama PT Paramita Andalan Struktur.