Bisnis.com, JAKARTA – Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memperkirakan, permintaan minyak dunia akan lebih tinggi pada tahun ini di luar ekspektasi.
Hal itu seiring dengan pertumbuhan pasokan minyak dari kompetitor, termasuk produsen minyak serpih Amerika Serikat yang melambat. Dengan begitu, menunjukkan pasar minyak yang lebih ketat, jika kelompok eksportir tersebut menahan diri meningkatkan produksi.
OPEC, dalam laporan bulanannya, dikutip dari Reuters, Rabu (15/5/2019), menyatakan bahwa output mengalami penurunan pada bulan lalu. Eksportir utama Arab Saudi memangkas produksi, kendati harga minyak mencapai level tertinggi 2019 di atas US$75 per barel. Serta, mengabaikan desakan Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan harga.
Kerugian pasokan anggota OPEC Iran dan Venezuela akibat sanksi AS, juga telah memperdalam dampak kesepakatan pemangkasan produksi. Kelompok produsen OPEC+ bertemu bulan depan untuk meninjau kembali kesepakatan pemangkasan, setelah Juni.
OPEC yang berbasis di Wina memangkas estimasi pertumbuhan produksi pada 2019. Mereka mengatakan, kenaikan dalam produksi minyak serpih cenderung moderat. “Pertumbuhan pasokan cenderung lebih lambat dari tahun lalu, di tengah perkiraan pelemahan ekononomi global,” mengutip laporan OPEC.
Menurut OPEC, produksi minyak serpih AS makin ketat karena dihadapkan dengan kendala logistik yang malah. Dalam hal ini terkait dengan pengambilan sumber minyak dari laut.
Baca Juga
OPEC + kembali mengurangi produksi tahun ini karena kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi akan menghasilkan pasokan berlebih. Tetapi permintaan tidak melemah lebih jauh untuk saat ini, karena OPEC mempertahankan estimasi pertumbuhan global dalam penggunaan minyak pada 2019 stabil di angka 1,21 juta barel per hari.
Akan tetapi, dalam perkembangan yang bisa meningkatkan kekhawatiran OPEC, laporan itu mencatat, persediaan di negara berkembang naik pada Maret, setelah jatuh Februari.
Stok pada Maret melebihi rata-rata lima tahun - sebuah tolok ukur yang diawasi ketat OPEC - sebesar 22,8 juta barel, lebih dari Februari.
Sementara itu, OPEC menyepakati pemangkasan pasokan sebesar 800.000 barel per hari. Dalam laporan itu, sejumlah produsen telah mengurangi produksinya melebihi kesepakatan. Secara keseluruhan, produksi OPEC April jatuh hanya 3.000 barel per hari per bulan menjadi 30,03 juta barel per hari.
OPEC memperkirakan, perlu menyediakan rata-rata 30,58 juta barel per hari pada 2019 untuk menyeimbangkan pasar. Jumlah itu meningkat 280.000 barel secara bulanan karena prospek pasokan non-OPEC yang lebih rendah.