Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

API Laporkan Lonjakan Cadangan, WTI Pangkas Penguatan

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni menguat 0,5 persen atau 0,33 ke level US$61,37 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 16.56 waktu setempat, setelah menutup sesi perdagangan resmi dengan penguatan 1,2 persen di level US$61,78.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah memangkas sebagian penguatannya pada perdagangan Selasa (14/5/2019) setelah laporan industri menunjukkan lonjakan besar dalam pasokan minyak mentah dan produk olahan AS.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni menguat 0,5 persen atau 0,33 ke level US$61,37 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 16.56 waktu setempat, setelah menutup sesi perdagangan resmi dengan penguatan 1,2 persen di level US$61,78.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Juli menguat 1 persen ke level US$70,91 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, setelah ditutup pada level US$71,24.

Dilansir Bloomberg, American Petroleum Institute melaporkan kenaikan 8,63 juta barel persediaan minyak pekan lalu, bersama dengan kenaikan cadangan bensin minyak stok sulingan.

Harga telah menutup sesi perdagangan resmi sebelumnya setelah laporan dua serangan pesawat tanpa awak di pipa utama Arab Saudi.

“Jika angka-angka tersebut dikonfirmasi oleh data resmi pemerintah pada hari Rabu, itu dapat mengerem, atau setidaknya menambah menahan laju kenaikan pasar," kata Bob Yawger, direktur berjangka di Mizuho Securities USA, seperti dikutip Bloomberg.

Pasar minyak telah berubah lebih fluktuatif bulan ini karena minyak mentah menghadapi momok perang dagang, ketegangan di Timur Tengah dan gangguan output dari Norwegia hingga Nigeria.

Lonjakan pengeboran AS dan penangguhan keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya mengenai apakah akan memperpanjang pembatasan produksi telah menjadi latar belakang untuk krisis harga minyak.

"Kami menyaksikan pergolakan antara kekhawatiran ekonomi dan pengetatan neraca pasar minyak," kata Tamas Varga, seorang analis di PVM Oil Associates Ltd.

Di Arab Saudi, dua stasiun pompa di jalur pipa Timur-Barat, yang membawa minyak ke pelabuhan Laut Merah Yanbu, diserang oleh pesawat tanpa awak bersenjata, menurut Energy Minster Khalid Al-Falih dalam sebuah pernyataan sebelumnya.

Hal tersebut memicu kebakaran yang menyebabkan kerusakan pada satu stasiun, tetapi akhirnya dapat dikendalikan.

Saudi Aramco mengambil tindakan pencegahan dan untuk sementara menghentikan operasional pipa, dan saat ini tengah mengevaluasi situasi, menurut pernyataan tersebut. Ekspor minyak mentah dan produk terus berjalan seperti biasa, kata Al-Falih.

Ketegangan di wilayah itu meningkat bulan ini setelah pemerintahan Trump bergerak untuk memperketat sanksi atas penjualan minyak Iran. Di sisi lain, Iran mengancam untuk memblokir pengiriman minyak melalui Selat Hormuz Teluk Persia jika sanksi dari AS menghentikan ekspornya. AS merespons dengan mengerahkan kapal induk, pesawat pembom, dan rudal pertahanan ke wilayah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper