Bisnis,com, TANGERANG — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. membantah alasan memasukkan transaksi perjanjian kerja sama dengan Mahata Aero Teknologi sebagai upaya window dressing.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan bahwa performa saham berkode GIAA tersebut sudah berjalan baik hingga pertengahan Maret 2019 dan menyentuh angka tertinggi pada 6 Maret 2019 Rp630 per saham.
“Menepis persepsi publik kalau dengan transaksi ini terjadi window dressing karena laporan keuangan 2018 baru ada 28 Maret 2019,” ujarnya di Cengkareng, Tangerang, Rabu (8/5/2019).
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, usai polemik laporan keuangan 2018 muncul ke permukaan pada saat rapat umum pemegang saham tahunan perseroan yang diadakan pada 24 April 2019, hingga penutupan perdagangan Rabu (8/5/2019), saham GIAA terpantau merosot.
Berdasarkan data dari Bloomberg, saham GIAA telah merosot 21,98% dari Rp505 pada 23 April 2019 menjadi Rp394 pada Mei 2019. Namun, secara tahun berjalan saham GIAA terapresiasi 32,21% dari Rp298 pada akhir 2018.
Sepanjang tahun ini, saham GIAA mencatatkan harga terendahnya pada 2 Februari 2019 yakni Rp290 per saham. Sementara itu, harga tertinggi saham GIAA tercatat Rp630 pada 6 Maret 2019. Adapun harga rata-rata perdagangan saham GIAA sepanjang 2019 adalah Rp453 per saham.