Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Ramadan dan Lebaran, Emiten Farmasi Perkuat Distribusi

Sejumlah emiten farmasi memperkuat distribusi penjualan selama periode Ramadan dan Lebaran guna menangkap peluang dari meningkatnya kebutuhan terhadap segmen obat bebas pada periode tersebut. 
Dari kiri ke kanan: Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir,Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Didiek Prasetyo, Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami, dan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro,   setelah penandatanganan perjanjian jual beli saham PT Phapros Tbk. antara PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. pada Rabu (27/3/2018)/Azizah Nur Alfi
Dari kiri ke kanan: Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir,Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Didiek Prasetyo, Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami, dan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro, setelah penandatanganan perjanjian jual beli saham PT Phapros Tbk. antara PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. pada Rabu (27/3/2018)/Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten farmasi memperkuat distribusi penjualan selama periode Ramadan dan Lebaran guna menangkap peluang dari meningkatnya kebutuhan terhadap segmen obat bebas pada periode tersebut. 

Sekretaris Perusahaan PT Phapros Tbk. Zahmilia Akbar mengatakan, perseroan meningkatkan promosi selama periode itu untuk mendorong kenaikan penjualan. Promosi bakal lebih gencar di titik transportasi dan rekreasi. 

Emiten dengan kode saham PEHA ini, juga menyiapkan outlet untuk menyediakan stok lebih awal. Di samping itu, perseroan memanfaatkan jaringan ritel dan outlet di sepanjang jalur tol Trans Jawa dan jalur mudik. 

Mila mengatakan, kenaikan penjualan biasanya terjadi pada segmen obat over the counter (OTC) seperti Antimo, Livron B Plex. Penjualan pada periode tersebut dapat meningkat 100% dibandingkan dengan bulan normal lainnya. 

"Kami manfaatkan momen Ramadan hingga IdulFitri untuk push penjualan dan promosi. Revenue di bulan Ramadan hingga Lebaran kenaikannya bisa 100% dibandingkan bulan normal lainnya," katanya kepada Bisnis.com, pekan lalu. 

Produsen jamu tradisional dan farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. mencatat kenaikan biaya iklan dan promosi sebesar 44,77% secara tahunan, dari Rp32,86 miliar pada kuartal I/2018 menjadi Rp47,57 miliar pada kuartal I/2019.  

Sekretaris Perusahaan Sido Muncul Tiur Simamora mengatakan, kenaikan biaya iklan dan promosi itu untuk kegiatan promosi penjualan ekspor dan menjelang Ramadan.

Biaya iklan dan promosi yang meningkat diperkirakan masih berlanjut pada kuartal II/2019, seiring dengan pelaksanaan puasa dan IdulFitri pada Mei-Juni 2019. 

Dia mengatakan, penjualan diperkirakan meningkat pada periode itu, tetapi tidak menyebutkan tren kenaikannya. Begitu pula, kenaikan tidak hanya terjadi pada produk tertentu saja. 

"Biasanya Sido Muncul menjelang lebaran, penjualan naik sama seperti consumer goods pada umumnya," katanya. 

Pada 2019, perseroan mengincar penjualan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp3,04 triliun dan Rp730,23 miliar atau dapat bertumbuh 10% dibandingkan dengan 2018.

Hingga kuartal I/2019, emiten dengan kode saham SIDO itu merealisasikan penjualan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp713,68 miliar dan Rp208,87 miliar. 

Lebih lanjut, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius mengatakan, perseroan bakal meningkatkan kegiatan pemasaran dan distribusi di berbagai daerah selama periode Ramadan dan Lebaran. 

Emiten dengan kode saham KLBF ini, memperkirakan penjualan bakal meningkat di segmen produk makanan dan minuman kesehatan. Dia memperkirakan kenaikan penjualan di segmen ini dapat mencapai 10%-19% selama periode tersebut. 

"Tidak semua produk mendapatkan manfaat selama bulan puasa. Dan bagi produk yang sesuai akan bisa naik belasan persen. [Kenaikan penjualan pada] makanan atau minuman kesehatan dan obat vitamin, serta obat maag," imbuhnya.

Direktur Keuangan Kimia Farma IG Ngurah Suharta mengatakan, pada periode Ramadan dan Lebaran, penjualan yang meningkat bakal terjadi pada kegiatan usaha ritel melalui PT Kimia Farma Apotek. Pada kegiatan usaha ini, penjualan diperkirakan meningkat sekitar 10%-15% dibandingkan dengan bulan normal lainnya. 

Dia mengatakan, kenaikan penjualan pada segmen obat over the counter atau obat bebas. Emiten dengan kode saham KAEF ini, memiliki segmen OTC dan herba seperti produk minyak telon dan minyak kayu putih Fitocare, obat maag Magasida. 

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, ada peluang kenaikan penjualan produk farmasi selama periode Ramadan dan Lebaran, tetapi kenaikannya diperkirakan terbatas. 

Berdasarkan analisis teknikal, dia merekomendasikan saham KAEF, SIDO, KLBF sebagai saham pilihan di emiten farmasi, dengan target harga masing-masing sebesar Rp4.000, Rp1.100, dan Rp1.650 sepanjang 2019. 

"Ada peningkatan walaupun mungkin tidak besar," katanya. 

Pada perdagangan Jumat (26/4/2019), saham KAEF mendarat di level Rp2.990, melemah 0,33% atau turun 10 poin. Begitu pula, saham SIDO mendarat di level Rp990, melemah 1,49% atau turun 15 poin. Adapun, saham KLBF menguat 3,06% atau naik 45 poin ke level Rp1.515. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper