Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia lewat Pertamina dikabarkan telah membeli minyak mentah pertamanya dari Amerika Serikat. Artinya, hal ini kian menjadikan kawasan Asia sebagai tempat penjualan utama minyak mentah Negeri Paman Sam.
Sebab pada tahun lalu, sebagian besar minyak mentah AS sudah mengalir ke negara-negara di kawasan ini seperti Korea Selatan, China, dan Taiwan. Mengutip Bloomberg, Asia menjadi pembeli utama minyak AS pada tahun lalu, kendati negara diliputi perang dagang dengan China.
Menurut Biro Sensus AS yang dihimpun oleh Bloomberg, Korsel menerima lebih dari 85 juta barel minyak Amerika pada tahun lalu. Jumlah itu naik sebanyak 65 juta barel dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya sebanyak 20 juta barel.
Pencapaian tersebut mendorong pengiriman minyak mentah AS ke Asia menjadi hampir 340 juta barel pada 2018, naik 190 juta barel dibandingkan dengan ekspor 2017 sebanyak 150 juta barel.
Berdasarkan data Informasi Administrasi Energi AS (Energy Information Administration/EIA), ekspor minyak mentah AS pada tahun lalu tumbuh menjadi 2 juta barel per hari. Jumlah itu hampir dua kali lipat dibandingkan dengan ekspor 2017 yang mencapai 1,2 juta barel per hari.
Dalam laman resminya, EIA menyebut bahwa Asia merupakan tujuan terbesar minyak mentah AS pada tahun itu, diikuti oleh Eropa, dan Kanada sebagai pembeli tunggal.
Tercatat, Kanada menerima sebanyak 378.00 barel per hari dari ekspor minyak mentah AS, mewakili 19% dari total ekspor minyak mentah pada 2018. Sementara itu, Korsel melampaui China menjadi tujuan kedua untuk ekspor minyak mentah. Negeri Ginseng itu menerima 236.000 barel per hari minyak mentah AS sepanjang 2018. Adapun, China hanya menerima 228.000 barel par hari.
Sebelumnya dikabarkan, Pertamina telah membeli minyak mentah pertamanya dari Amerika Serikat. Kargo yang membawa minyak tersebut diperkirakan tiba di salah satu kilang perusahaan pelat merah itu, pada Juni mendatang.