Bisnis.com, JAKARTA — PT Mandiri Manajemen Investasi menyampaikan total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) reksa dana perseroan tumbuh 3,3% selama kuartal I/2019 dibandingkan dengan posisi pada akhir 2018.
Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti mengungkapkan bahwa per akhir kuartal I/2019, total dana kelolaan reksa dana perseroan tumbuh 3,3% sebesar Rp1,8 triliun dibandingkan dengan akhir tahun lalu.
“Pertumbuhan AUM MMI secara ytd pada kuartal I/2019 ini masih inline dengan target. Total AUM di akhir kuartal I/2019 bertumbuh Rp1,8 triliun,” kata Asti kepada Bisnis.com, baru-baru ini.
Adapun, Mandiri Manajemen Investasi menargetkan AUM reksa dana dapat mencapai Rp56 triliun selama 3 bulan pertama tahun ini. Asti menyebutkan bahwa produk reksa dana saham dan reksa dana pasar uang menjadi mesin pertumbuhan AUM perseroan selama kuartal pertama.
Ke depannya, Asti masih yakin bahwa reksa dana saham, reksa dana terproteksi, dan produk investasi alternatif seperti KIK Dinfra dan KIK EBA bisa menjadi pendorong pertumbuhan AUM. Sebelumnya, Asti menyampaikan bahwa selama arah kenaikan suku bunga masih ke bawah, hal itu dapat menjadi katalis positif untuk produk reksa dana.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, dana kelolaan reksa dana memang telah lebih baik pada kuartal I/2019 dibandingkan dengan tahun lalu. “Secara umum, dana kelolaan naik dibandingkan tahun lalu pada Maret maupun Februari,” kata Wawan.
Wawan pun menargetkan, hingga akhir tahun ini total dana kelolaan reksa dana bisa tumbuh 10% dibandingkan tahun lalu ke kisaran Rp540 triliun—Rp550 triliun.
Dirinya menilai, reksa dana saham akan ditopang oleh berkah menguatnya pasar saham yang didorong uforia pesta demokrasi. Pasalnya secara historis, pasar akan bereaksi seiring dengan investor membeli saham dari sektor-sektor yang dianggap mendapat keuntungan dari kebijakan pemerintah yang baru.
Sementara itu, dari sisi suku bunga, kemungkinan untuk kenaikan suku bunga yang kian kecil dan bahkan berpotensi diturunkan pun akan mendorong produk reksa dana dengan aset dasar obligasi.
“Sebenarnya saya melihat tahun ini akan menjadi tahun yang baik bagi reksa dana dari sisi return,” imbuh Wawan.