Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Jepang berhasil bangkit dari pelemahannya dan ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, Jumat (29/3/2019), seiring dengan meredanya kekhawatiran investor seputar kemerosotan ekonomi global.
Indeks Topix ditutup naik 0,56% atau 8,79 poin di level 1.591,64 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada Kamis (28/3), Topix berakhir melorot 1,66% atau 26,64 poin di posisi 1.582,85.
Penguatan yang dibukukan Topix pada perdagangan hari ini, perdagangan terakhir kuartal ini, sekaligus mengantar indeks saham acuan Jepang tersebut membukukan kuartal terbaiknya sejak 2017.
Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir menguat 0,82% atau 172,05 poin di level 21.205,81, setelah ditutup melorot 1,61% atau 344,97 poin di level 21.033,76 pada perdagangan Kamis.
Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei, 157 saham berhasil menguat dan 68 saham lainnya melemah.
Saham Daiichi Sankyo Co. Ltd. dan SoftBank Group Corp. yang masing-masing naik 15,91% dan 1,90% kompak mendorong penguatan baik Topix dan Nikkei 225 hari ini.
Dilansir Bloomberg, bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Kamis (28/3) setelah imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik dari level terendahnya dalam 15 bulan. Investor juga mencermati perkembangan dari putaran terbaru perundingan perdagangan antara AS dan China.
“Kita melihat pergeseran sementara dari aset berisiko ke obligasi yang bersifat safe haven pekan ini, tetapi itu bukan langkah yang mencerminkan fundamental,” ujar Masayuki Otani, chief market strategist di Securities Japan Inc.
"Dana dapat mengalir kembali ke saham. Ada optimisme atas negosiasi perdagangan AS-China,” yakinnya.
Perundingan perdagangan AS-China berlanjut hari ini di Beijing. Wall Street Journal melaporkan bahwa China dapat memberikan perusahaan-perusahaan teknologi asing akses yang lebih baik ke pasar komputasi awannya sebagai bagian dari negosiasi dengan AS.
Sementara itu, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan AS siap untuk terus bernegosiasi dengan pemerintah China selama berpekan-pekan atau bahkan berbulan-bulan.