Bisnis.com, JAKARTA — PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) terus memperluas peluang atas jasa pengiriman kendaraan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri guna mempertebal pendapatan.
Dalam perkembangan yang terbaru, emiten berkode saham IPCC tersebut akan mendapatkan tambahan pengiriman kendaraan dari agen tunggal pemilik merek (ATPM) Honda yang turut meramaikan ekspor kendaraan dalam bentuk jadi atau completely build up (CBU).
Presiden Direktur Indonesia Kendaraan Terminal Chiefy Adi Kusmargono mengamini kabar tersebut, meskipun belum menjalin komunikasi lebih lanjut dengan ATPM tersebut, dia memastikan bahwa pengiriman ekspor CBU hanya dilakukan oleh IPCC.
“Ekspor dan impor mobil 100% lewat Indonesia Kendaraan Terminal,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/3/2019).
Menurut informasi yang diperoleh Bisnis, jumlah kendaraan CBU yang akan diekspor oleh ATPM Honda pada tahun ini mencapai 8.130 unit atau sekitar 678 unit per bulannya.
Chiefy mengatakan bahwa dengan jumlah tersebut, tentunya perseroan akan mendapatkan pemasukan lebih pada tahun ini. “Kurang lebih Rp6 miliar tambahan pendapatan,” jelasnya.
Selain dari pengiriman ekspor, IPCC pada Januari lalu memperluas pangsa pasar baru yakni dalam pengurusan impor mobil ke terminal.
Chiefy mengungkapkan bahwa perseroan mendapatkan kontrak baru untuk mengurus mobil impor dari sejumlah pabrikan mobil dan motor pada Januari 2019.
Adapun dalam kontrak tersebut, IPCC mendapatkan kontrak baru untuk mengurus mobil masuk dari pabrikan Renault, Mini Cooper, dan Harley Davidson. “Kontraknya itu seluruh pelayanan, jadi dari custom clearance, trucking sama pelayanan terminal,” jelasnya.
Pada pelaksanaannya, IPCC menggandeng sejumlah perusahaan untuk melakukan pelayanan terhadap mobil dan motor impor tersebut.
PT Multi Terminal Indonesia ditunjuk untuk melakukan pengurusan custom clearance terhadap kendaraan impor yang masuk, sedangkan untuk pengirimannya, IPCC menggandeng PT Puninar Jaya dengan merek dagang Puninar Logistics.
“Itu kemungkinan bertahap per tahun jadi mulai 3.000 sampai nanti 12.000. Kemarin sudah mulai dari Januari pengiriman,” ujarnya.
Meski dinilai belum memberikan kontribusi yang besar, dengan adanya kontrak tersebut membuka peluang untuk perseroan dalam membuka kran pelayanan kendaraan impor.
Pada tahun ini, perseroan juga berharap mendapatkan pemasukan lebih dari pelayanan pengurusan peti kemas yang membawa kendaraan roda empat mewah yang sebelumnya berada di Jakarta International Container Terminal (JICT).
“Nanti kalau memang [Direktorat] Bea Cukai berkenan mendukung kita untuk container itu nanti sleepingnya di tempat kita [IPCC] yang semula di JICT yang mobil-mobil mewah,” jelasnya.
Saat ini perseroan tengah berupaya agar pelayanan tersebut nantinya dapat dilakukan oleh IPCC. Pasalnya, Chiefy menuturkan bahwa untuk peti kemas yang masuk di JICT tersebut berjumlah banyak.
Dengan beralih ke JICT maka hal tersebut dapat meningkatkan kinerja perseroan dalam pelayanan mobil impor. "Dia [Direktorat Bea & Cukai] mendukung tapi perlu proses. Mungkin [realisasinya] kuartal III,” pungkasnya.