Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Duta Pertiwi (DUTI) pada 2018 Melonjak 70 Persen

Emiten properti, PT Duta Pertiwi Tbk. (DUTI) membukukan lonjakan laba bersih hingga 70,27 persen menjadi Rp911,49 miliar pada 2018 dari tahun sebelumnya sebesar Rp535,31 miliar.
Direktur Utama PT Duta Pertiwi Tbk. Teky Mailoa (dari kanan) berbincang dengan Wakil Direktur Utama Lie Jani Harjanto dan Direktur Stevanus Hartono Adjiputro di sela-sela paparan publik hasil RUPST, Tangerang Selatan, Banten Rabu (23/5/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Direktur Utama PT Duta Pertiwi Tbk. Teky Mailoa (dari kanan) berbincang dengan Wakil Direktur Utama Lie Jani Harjanto dan Direktur Stevanus Hartono Adjiputro di sela-sela paparan publik hasil RUPST, Tangerang Selatan, Banten Rabu (23/5/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti, PT Duta Pertiwi Tbk. (DUTI) membukukan lonjakan laba bersih hingga 70,27 persen menjadi Rp911,49 miliar pada 2018 dari tahun sebelumnya sebesar Rp535,31 miliar.

Teky Mailoa, Direktur Utama DUTI menuturkan kenaikan laba bersih  ditopang oleh pendapatan usaha yang tumbuh 29,50% menjadi Rp2,23 triliun pada 2018 dibandingkan Rp1,72 triliun pada 2017. Peningkatan laba bersih pada 2018 membuat marjin laba bersih tercatat 40,95 persen dan return to equity (ROE) sebesar 11,96%.

“Pendapatan usaha dan laba bersih meningkat ditopang oleh produk residensial dan komersial. Hal ini membuktikan bahwa produk-produk kami masih diminati oleh konsumen berkat kualitas dan inovasi yang kami tawarkan,” tulis Teky dalam keterangan resmi, Kamis (28/3/2019).

Menurutnya, pendapatan usaha ini ditopang oleh peningkatan penjualan tanah, rumah tinggal dan ruko dan pendapatan sewa. Adapun marketing sales DUTI juga meningkat yang didukung oleh sejumlah proyek strategis, seperti Southgate di TB Simatupang, Jakarta Selatan, Banjar Wijaya, Grand Wisata serta Kota Wisata.

Laba usaha DUTI pada 2018 meningkat 55,24 persen menjadi Rp973,35 miliar yang merefleksikan marjin laba usaha sebesar 43,73 persen. 

Dari sisi neraca, lanjutnya, DUTI memiliki kas yang sangat kuat yakni sebesar Rp2,53 triliun. Adapun, jumlah aset meningkat 19,55 persen menjadi Rp12,64 triliun pada akhir tahun lalu. Sementara itu, jumlah ekuitas naik menjadi Rp9,41 triliun, dibandingkan 2017 sebesar Rp8,33 triliun.

“Peningkatan jumlah aset juga diperkuat oleh peningkatan uang muka diterima. Capaian positif ini berkat kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap produk-produk kami yang selalu memberikan nilai tambah,” kata Teky.

Pada tahun lalu, uang muka yang diterima meningkat menjadi Rp2,21 triliun, sebagai dampak dari peningkatan marketing sales DUTI. Artinya produk-produk dari sejumlah proyek perusahaan sudah tinggal menunggu proses penyerahan kunci saja.

Teky optimistis, kinerja yang positif pada 2018, bakal dapat dipertahankan pada 2018. Strategi yang dilakukan, DUTI akan terus melanjutkan proyek-proyek strategis dan meningkatkan pemasaran untuk memperkuat capaian tersebut.

Sebagai informasi, DUTI dikenal sebagai pengembang pusat perbelanjaan dengan merek ITC dan jaringan hotel Le Grandeur. Perusahaan juga mengelola beberapa proyek residensial dan komersial, seperti Grand Wisata dan Kota Wisata, serta hadir di lokasi-lokasi strategis di Jabodetabek, Semarang, Surabaya dan Balikpapan.

DUTI adalah entitas anak PT Bumi Serpong Damai, Tbk. (BSDE), setelah diakuisisi pada tahun 2010. Jumlah kapitalisasi pasar DUTI per tanggal 27 Maret 2019 tercatat sebesar Rp7,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper