Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks S&P 500 Cetak Rentetan Pelemahan Terpanjang Tahun Ini

Indeks S&P 500 berakhir turun tipis pada perdagangan Senin (25/3/2019), setelah berfluktuasi akibat terbebani kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Bursa saham Wall Street.
Bursa saham Wall Street.

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks S&P 500 berakhir turun tipis pada perdagangan Senin (25/3/2019), setelah berfluktuasi akibat terbebani kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Berdasarkan data Reuters, indeks S&P 500 ditutup turun 0,08% atau 2,35 poin di level 2.798,36 dan indeks Nasdaq Composite turun 0,07% atau 5,13 poin di level 7.637,54. Meski demikian, indeks Dow Jones Industrial Average mampu berakhir naik tipis 0,06% atau 14,51 poin di level 25.516,83.

Ketiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) tersebut sempat bergerak antara teritori positif dan negatif sepanjang sesi perdagangan, ketika investor mencermati pasar obligasi AS.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun ke level terendahnya sejak Desember 2017, sedangkan kurva imbal hasil berinversi lebih lanjut saat investor terus mencermati komentar dovish The Fed.

Pekan lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell menyampaikan komentar yang mengindikasi rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut untuk menunda kenaikan suku bunga tahun ini.

Ini tampaknya mengkonfirmasi sikap dovish The Fed sekaligus mendatangkan kekhawatiran baru tentang perlambatan negara adidaya tersebut.

Kurva imbal hasil yang berinversi, jika bertahan, dipandang sebagai indikator bahwa resesi kemungkinan akan terjadi dalam satu hingga dua tahun.

Indeks finansial S&P 500 pun berakhir turun 0,4%, penurunan hari kelima berturut-turut sekaligus rentetan penurunan terpanjangnya tahun ini.

“Kini setiap orang memgkhawatirkan tentang resesi dan suku bunga yang lebih rendah. Jadi ini mempengaruhi sentimen,” ujar Eric Kuby, chief investment officer di North Star Investment Management Corp.

Di sisi lain, Dow Jones mampu naik didorong penguatan saham Boeing Co. sebesar 2,3% setelah produsen pesawat terbang ini mengatakan akan memberi pengarahan kepada pilot dan regulator penerbangan mengenai pembaruan peranti lunak dan pelatihan untuk model 737 MAX-nya pekan ini.

Maskapai penerbangan Ethiopian Airlines dan Qatar Airways menyatakan kepercayaannya pada perusahaan itu terlepas dari kecelakaan fatal baru-baru ini.

Sementara itu, saham Apple yang turun 1,2% menjadi penekan terbesar pada ketiga indeks. Produsen iPhone ini baru saja meluncurkan layanan streaming konten asli Apple TV+ dan layanan berlangganan Apple TV Channels.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper