Bisnis.com, JAKARTA — Restrukturisasi utang PT Lippo Karawaci Tbk. belum berjalan optimal. Pasalnya, Lippo Karawaci melakukan penawaran tender untuk membeli kembali surat utang senilai US$150 juta masih sepi peminat.
Emiten bersandi saham LPKR ini mengumumkan penawaran tender untuk membeli kembali sebagian hingga US$150 juta dari jumlah terutang senilai US$410 juta untuk senior notes 7,00% yang akan jatuh tempo pada 2022 dan senilai US$425 juta untuk senior notes 6,75% yang akan jatuh tempo pada 2026. Namun, perseroan hanya mengantongi nilai US$8,67 juta dari penawaran tender.
Padahal, LPKR telah memberikan harga premium untuk masing-masing harga perdagangan surat utang 2022 dan 2026.
Sebagai bagian dari penawaran tender, pemegang surat utang 2022 dan surat utang 2026, yang telah mengajukan penawaran secara sah pada 22 Maret 2019 akan menerima harga yang setara US$900 per US$1.000 jumlah pokok untuk surat utang 2022 dan US$820 per US$1.000 jumlah pokok untuk surat utang 2026.
John Riady, CEO LPKR mengatakan, penawaran tender merupakan salah satu inisiatif LPKR untuk mengurangi rasio utang sebagai bagian dari rencana transformasi strategis perseroan. Adapun setiap saldo dari jumlah yang dialokasikan untuk penawaran tender akan digunakan untuk pembayaran utang lain yang ada dan tujuan umum perusahaan.
Namun demikian, jumlah tender yang masuk tidak sesuai dengan diharapkan. Mau tak mau, LPKR harus kembali memikirkan strategi lagi untuk membeli kembali surat utang, agar tidak tercekik beban bunga. Adapun dealer-manager untuk penawaran tender ini adalah Credit Suisse.
“Harga perdagangan surat-surat utang dan saham LPKR terus meningkat sejak pengumuman rencana transformasi strategis. Saya bangga dengan kepercayaan yang besar dari para pemegang surat utang dan para pemegang saham kepada kami. Saya dan tim manajemen menjadi lebih berkomitmen dari sebelumnya untuk melaksanakan seluruh rencana transformasi strategis kami," katanya melalui keterangan resmi, Senin (25/3/2019).
John menilai, tingkat partisipasi yang baik dan kenaikan harga perdagangan kedua surat utang tersebut setelah peluncuran penawaran tender membuktikan kepercayaan para pemegang surat utang terhadap kemampuan LPKR untuk meningkatkan likuiditas dan memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka menengah hingga jangka panjang. Hal ini sejalan dengan pandangan saat ini dari lembaga-lembaga pemeringkat global terhadap Perseroan.
Baru-baru ini, Moody’s Investor Service menaikan prospek peringkat LPKR dari negatif menjadi stabil dan S&P Global Ratings menempatkan peringkat kredit utang jangka panjang LPKR di Credit Watch Positive. Sementara itu, Fitch Ratings menempatkan Issuer Default Ratings Jangka Panjang serta Peringkat Nasional Jangka Panjang Perseroan pada Rating Watch Positive.