Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia naik tipis pada perdagangan pagi ini, Jumat (15/3/2019), mengikuti membaiknya sentimen global setelah Parlemen Inggris memilih untuk menunda Brexit. Namun, isu baru soal perdagangan Amerika Serikat-China membatasi kenaikannya.
Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang naik tipis 0,06%. Adapun indeks Nikkei Jepang menguat 0,9% dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,45%.
Pasar global mendapat sedikit dorongan setelah bursa saham Eropa naik ke level tertingginya dalam lima bulan pada perdagangan Kamis (14/3), didorong penguatan sektor perbankan setelah Parlemen Inggris memilih untuk menolak Brexit tanpa kesepakatan.
Kendati demikian, indeks S&P 500 di AS turun 0,1%, menghentikan reli kenaikan tiga hari beruntun sebelumnya, dan Nasdaq melemah 0,2% pada Kamis di tengah ketidakpastian tentang kapan kesepakatan perdagangan AS-China akan tercapai.
Pada Kamis, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk mencapai kesepakatan perdagangan tidak akan terjadi pada akhir Maret seperti yang dibahas sebelumnya karena masih banyak yang harus diselesaikan dalam negosiasi.
“Ekspektasi awalnya adalah perundingan perdagangan akan berakhir pada Maret. Jadi setiap penundaan menyebabkan pasar secara otomatis menganggap bahwa negosiasi tidak berjalan dengan baik, dan ini adalah faktor negatif untuk saham,” terang Masahiro Ichikawa, pakar strategi senior di Sumitomo Mitsui Manajemen Aset di Tokyo, seperti dilansir Reuters.
Di pasar mata uang, nilai tukar pound sterling berhasil naik 0,1% ke level US$1,3256, memangkas sebagian pelemahan yang dialaminya semalam.
Pound sterling turun 0,75% pada Kamis saat investor berspekulasi mengenai upaya Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk memenangkan persetujuan kesepakatan Brexit-nya.
Namun dalam voting lanjutan pada Kamis, Parlemen Inggris memilih untuk mengupayakan penundaan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Dengan ini, PM May akan memperbarui upaya agar kesepakatan Brexit yang diusungnya disetujui oleh parlemen pekan depan.
Sementara itu, dolar AS menguat saat imbal hasil obligasi AS naik dari level terendahnya dalam dua bulan dan yen diperdagangkan di rentang sempit menjelang rilis putusan kebijakan Bank of Japan (BOJ). BOJ diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunganya saat ini.