Bisnis.com, JAKARTA — Bursa London Metal Exchange meluncurkan tujuh kontrak berjangka baru sebagai langkah untuk memulihkan pendapatan yang turun pada tahun lalu, imbas dari ketatnya persaingan bursa untuk komoditas logam.
Mengutip Reuters, bursa tertua dan terbesar untuk komoditas logam industri ini membidik portofolio produk perusahaan yang lebih kuat seiring dengan ketatnya persaingan dengan bursa lainnya seperti bursa yang dimiliki olek CME Group asal Amerika Serikat dan bursa Shanghai Futures Exchange asal China
Adapun, ketujuh kontrak berjangka baru tersebut antara lain baja hot-rolled coil atau HRC, alumina, dan kobalt.
Sebagai informasi, bursa yang telah berumur 142 tahun tersebut sering dianggap lebih lambat dibandingkan dengan pesaingnya terkait dengan peluncuran kontrak produk baru, tetapi belum lama ini LME mengembangkan teknologi baru yang membuat peluncuran kontrak baru lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah.
LME mengharapkan dengan peluncuran kontrak baru dapat meningkatkan volume transaksi untuk menebus pendapatan yang lebih rendah pada tahun lalu sebagai hasil dari pemangkasan ongkos perdagangan, setelah dikritik tentang biaya perdangangan yang cukup mahal
Pada 2018, volume transaksi di LME naik 5%, tetapi laba inti turun 10% di segmen komoditas induknya, Bursa Hong Kong dan Kliring Ltd.
Baca Juga
Walaupun demikian, LME memiliki harapan tinggi untuk kontrak-kontrak HRC barunya, seiring dengan peningkatan volume dalam kontrak-kontrak besi Tiongkok. Adapun, HRC adalah baja yang diproses panas menjadi lembaran logam yang digunakan untuk badan mobil dan peralatan rumah tangga.
LME meluncurkan kontrak HRC regional yang awalnya mencakup Amerika Utara dan China, yang kemudian menambahkan wilayahnya termasuk Eropa utara. LME akan bersaing dengan bursa lainnya dalam perdagangan HRC, seperti Nymex CME untuk logam AS dan ShFE untuk China.
Selain itu, LME juga berencana untuk meluncurkan kontrak alumina, bahan baku untuk membuat aluminium, yang telah menunjukkan perubahan harga yang tajam baru-baru ini.
Harga alumina telah melonjak dua kali kemudian cukup jatuh pada tahun lalu sehingga membuka pasar bagi konsumen dan produsen untuk melakukan lindung nilai harga.
Kini, LME sudah memiliki kontrak fisik untuk kobalt, komoditas yang dinilai akan moncer tahun ini karena sebagai bahan dasar baterai kendaraan listrik. Produk baru lainnya adalah molibdenum logam kecil plus dua, kontrak premium aluminium regional untuk Midwest AS dan Eropa.