Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dongkrak Harga, Jokowi Minta Karet Dipakai Campuran Aspal Seluruh Indonesia

Presiden mengatakan kebijakan pencampuran karet untuk aspal itu telah berlaku di tiga provinsi yaitu Riau, Sumatera Selatan dan Jambi. Setelah ini, ujarnya, kebijakan pencampuran karet untuk aspal akan berlaku di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri), Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) menyadap pohon karet usai Silaturahmi Bersama Petani Karet di Perkebunan Rakyat Desa Lalang, Sembawa, Banyuasin, Sumatera Selatan, Sabtu (9/3/2019)/ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri), Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) menyadap pohon karet usai Silaturahmi Bersama Petani Karet di Perkebunan Rakyat Desa Lalang, Sembawa, Banyuasin, Sumatera Selatan, Sabtu (9/3/2019)/ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, PALEMBANG - Untuk mendongkrak harga karet yang relatif rendah belakangan ini, Presiden Joko Widodo meminta karet supaya dipakai sebagai campuran aspal jalan di seluruh Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden dalam acara pertemuan dengan petani karet di Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (9/3/2019).

Presiden mengatakan kebijakan pencampuran karet untuk aspal itu telah berlaku di tiga provinsi yaitu Riau, Sumatera Selatan dan Jambi. Setelah ini, ujarnya, kebijakan pencampuran karet untuk aspal akan berlaku di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.

Pencampuran karet untuk aspal itu, ujar Jokowi, akan meningkatkan permintaan terhadap karet yang diproduksi dalam negeri. Peningkatan permintaan itu diharapkan dapat meningkatkan harga karet. Di samping itu, permintaan karet dalam negeri membuat Indonesia tidak bergantung terhadap pasar ekspor.

"Jadi kita tidak hanya bergantung terhadap pasar luar negeri," kata Jokowi yang mengatakan Indonesia mengekspor karet ke Jepang, China dan Singapura.

Jokowi mengatakan pencampuran karet dengan aspal memiliki kualitas yang bagus. Kendati demikian, Jokowi mengakui biaya pembuatan jalan menjadi lebih mahal. Hal tersebut dianggapnya bukan suatu masalah.

Jokowi mengatakan dirinya telah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk mengeksekusi kebijakan ini.

Dalam dialog dengan petani karet di Kabupaten Banyuasin, petani menyatakan harga karet telah naik menjadi Rp8.000-Rp9.000 per kilogram dalam 2 pekan belakangan dibandingkan dengan Rp5.000-Rp6.000 sebelumnya. Petani berharap harga karet bisa naik lebih tinggi lagi.

Presiden mengatakan pemerintah Indonesia bernegoisasi dengan pemerintah Thailand dan Malaysia untuk mengendalikan pasokan karet di pasar dunia. Dengan kebijakan pengendalian pasokan itu, harga karet diharapkan dapat berangsur naik.

Jokowi menjelaskan harga karet turun karena dipengaruhi oleh permintaan karet yang menurun di seluruh dunia. Permintaan itu turun karena perekonomian dunia disebutnya sedang lesu dalam beberapa waktu belakangan ini.

Ditemui di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution kebijakan pencampuran karet dengan aspal ini tinggal menunggu surat edaran yang akan dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri. Surat itu, ujarnya, akan dikeluarkan pada Senin (11/3/2019).

Darmin mengatakan pemerintah telah memiliki Normal Standar Prosedur KriteriA (NPSK).

"Itu memang perintah UU Otonomi daerah, kalau pemerintah pusat ingin supaya standar dari sesuatu diatur, atau supaya dilaksanakan, itu harus dibuat NSPK-nya," kata Darmin.

Selain pencampuran karet untuk aspal, Jokowi mengatakan dirinya telah meminta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto supaya Indonesia jangan hanya mengirim bahan mentah ke luar negeri.

Menurutnya, Indonesia harus memiliki pabrik yang dapat menyerap karet yang diproduksi di dalam negeri. Jokowi mencontohkan pabrik ban dan pabrik sarung tangan. Jokowi berharap Indonesia dapat memiliki pabrik seperti itu.

Di samping itu, pemerintah akan memaksa perusahaan perkebunan milik negara untuk membeli karet yang diproduksi oleh petani karet dengan harga yang baik. Karet yang dibeli oleh perusahaan itu dapat disimpan dan kemudian dijual ketika harga karet mencapai level yang lebih baik.

"Dan petani dapat keuntungan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper