Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sido Muncul (SIDO) Genjot Volume Penjualan di 2019

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih tahun 2018 masing-masing sebesar 7,36% dan 24,36%. 
Jamoe Life Style, produk terbaru dari PT Sido Muncul/Bisnis-Muhammad Khamdi
Jamoe Life Style, produk terbaru dari PT Sido Muncul/Bisnis-Muhammad Khamdi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih tahun 2018 masing-masing sebesar 7,36% dan 24,36%. 

Pertumbuhan pada tahun lalu melampaui pertumbuhan pada tahun sebelumnya di mana pendapatan tumbuh 0,47% dan laba 11,09% pada 2017. 

Direktur Sido Muncul Leonard menjelaskan, pertumbuhan pada tahun lalu didorong peningkatan fasilitas ekstraksi yang dimiliki entitas anak PT Semarang Herbal Indo Plant, sehingga terjadi efisiensi. Adapun, segmen herbal memberikan kontribusi 66,72% terhadap total penjualan 2018. 

Pendorong pertumbuhan lain, kata dia, perseroan tidak lagi melakukan pembayaran royalti atas penggunaan resep jamu. Sebagai informasi, perseroan melakukan pembelian lisensi senilai Rp33,95 miliar pada tahun lalu. 

Kenaikan harga dan volume penjualan sebesar total 9,5%, turut mendorong net profit margin meningkat menjadi 24,02% pada 2018 dari 20,74% pada 2017.  "Kenaikan harga dan volume penjualan terutama menyabkan net profit margin kami cukup naik di 2018," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (5/3/2019). 

Dia mengatakan, fluktuasi rupiah pada tahun lalu tidak berimbas signifikan terhadap segmen farmasi. Di tengah fluktuasi rupiah, perseroan dapat menjaga gross profit margin sekitar 29%-30% untuk segmen farmasi. 

GPM yang terjaga karena perseroan melakukan kontrak 3-6 bulan untuk pasokan bahan baku obat. Di samping itu, fluktuasi nilai tukar rupiah tidak signifikan menggerus laba karena kontribusi segmen farmasi hanya 3,63% terhadap total penjualan. 

"Kami lebih banyak herbal. [segmen farmasi] 4% itu kecil sekali, kontribusi secara konsolidasi sangat kecil. Sehingga walaupun ada fluktuasi dollar, impactnya tidak begitu," imbuhnya.  
 
Pada 2019, SIDO menargetkan pertumbuhan top line dan bottom line masing-masing minimal 10%. Sejumlah strategi disiapkan di antaranya memperluas pasar untuk menggenjot penjualan, meningkatkan level pelayanan di pasar modern, dan perluasan ekspor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper