Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garap Pasar Filipina & Nigeria, Sido Muncul (SIDO) Siap Genjot Kontribusi Ekspor

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) akan menggenjot komposisi penjualan ekspor sebesar 5% dari total pendapatan dalam 2 tahun ke depan secara bertahap. SIDO akan menggencarkan marketing untuk pasar Filipina dan Nigeria.
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3)./JIBI-Dwi Prasetya
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, SEMARANG - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) akan menggenjot komposisi penjualan ekspor sebesar 5% dari total pendapatan dalam 2 tahun ke depan secara bertahap. SIDO akan menggencarkan marketing untuk pasar Filipina dan Nigeria.

Direktur Utama SIDO, David Hidayat mengungkapkan komposisi penjualan ke luar negeri Sido Muncul masih berada di bawah 2% dari total pendapatan perusahaan. 

"Komposisi penjualan ekspor Sido Muncul masih di bawah 2% dari total revenue, dan dalam 2 tahun ini akan kita genjot bertahap ke 5% dan seterusnya," kata David kepada Bisnis.com, Kamis (17/1/2019).

David menjelaskan saat ini pihaknya tengah menggarap pengembangan pasar di luar negeri. Tim Sido Muncul sudah lengkap dan tinggal menggenjot penjualan. 

Perusahaan akan mendukung kegiatan marketing untuk pasar Filipina dan Nigeria. Sedangkan pasar lainnya, masih berjalan dengan distributor setempat. 

"Pengembangan market di luar negeri sedang digarap. Tim Sido Muncul sudah lengkap. Jadi tinggal menggenjot penjualan di sana," tegas David. 

Sementara secara keseluruhan, Sido Muncul menargetkan pendapatan dan laba bersih mengalami peningkatan sebesar 10% pada tahun ini, seiring pertumbuhan produksi. 

David menuturkan kapasitas produksi SIDO mendapatkan tambahan 100 juta sachet per bulan dengan beroperasinya pabrik baru di Semarang. 

Pabrik baru yang hanya untuk cairan obat dalam (COD) seperti tolak angin cair, tolak linu cair, madu, dan sebagainya diharapkan bisa dimanfaatkan secara bertahap sehingga bisa memfasilitasi pertumbuhan yang ditargetkan sepanjang tahun ini. 

"SIDO menargetkan pertumbuhan secara keseluruhan minimal 10% pada tahun ini, dan kami optimistis dengan kondisi saat ini bisa tercapai," ungkap David. 

Dalam catatan Bisnis.com, SIDO membukukan laba senilai Rp480,11 miliar hingga September 2018, tumbuh 26,21% dari posisi Rp380,38 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dalam laporan keuangan September 2018, yang dirilis pada Selasa (23/10/2018), emiten berkode saham SIDO ini membukukan penjualan senilai Rp1,94 triliun pada 9 bulan 2018 atau tumbuh 4,86% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,85 triliun. Bila ditelisik dari segmen penjualan, jamu herbal masih berkontribusi paling besar.

Segmen penjualan SIDO terbagi tiga yakni jamu herbal, makanan dan minuman, serta farmasi masing-masing mencatatkan penjualan hingga kuartal III/2018 senilai Rp1,27 triliun, Rp588,37 miliar dan Rp72,05 miliar. Di sisi lain, SIDO pun berhasil menekan beban pokok penjualan. 

Pada September 2017, beban pokok penjualan SIDO sempat mencapai Rp1 triliun. Namun, pada September 2018, beban pokok penjualan telah turun sekitar 5% menjadi Rp957,19 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yudi Supriyanto
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper