Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi India-Pakistan Bebani Rupee, Reli Rupiah Putus

Reli penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpatahkan pada perdagangan hari ini, Rabu (27/2/2019).
Karyawan menghitung mata uang rupiah/ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan menghitung mata uang rupiah/ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Reli penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpatahkan pada perdagangan hari ini, Rabu (27/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 38 poin atau 0,27% di level Rp14.030 per dolar AS, dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (26/2), rupiah masih mampu mengakhiri pergerakannya dengan apresiasi 26 poin atau 0,19% di level Rp13.992 per dolar AS, penguatan hari ketiga beruntun.

Rupiah sempat melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS ketika dibuka terapresiasi tipis 7 poin atau 0,05% di level Rp13.985 per dolar AS pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level Rp13.980 – Rp14.042 per dolar AS.

Dalam risetnya hari ini, Fitch Solutions memaparkan bahwa rupiah diproyeksikan akan memiliki stabilitas sedikit lebih besar dalam jangka pendek. Kendati demikian, tatap akan ada tekanan penurunan dalam jangka lebih panjang.

Mata uang lainnya di Asia terpantau bergerak variatif terhadap dolar AS sore ini. Penguatan beberapa mata uang dipimpin peso Filipina dan yuan onshore China yang masing-masing terapresiasi 0,39% dan 0,3%.

Adapun baht Thailand yang terdepresiasi 0,29% terhadap dolar AS pada pukul 17.18 WIB memimpin pelemahan di antara sebagian mata uang. Pelemahan baht baru disusul rupiah dan rupee India yang melemah 0,27%.

Seperti dilansir Bloomberg, rupee membukukan salah satu penurunan terbesar di antara mata uang Asia, membalik penguatan sebelumnya, setelah pesawat jet tempur milik Pakistan dikabarkan menembak dua pesawat terbang India.

Serangan terbaru ini mendorong eskalasi tensi antara kedua negara sehari setelah angkatan udara India membom sebuah kamp pelatihan teroris di Pakistan.

“Para pedagang [mata uang] telah meremehkan tensi India-Pakistan,” ujar Sue Trinh, kepala strategi valas Asia di Royal Bank of Canada.

Di sisi lain, menurut kepala strategi First Shanghai Securities Linus Yip, beberapa mata uang di Asia mampu menguat terhadap dolar AS setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan komitmen kesabaran soal penyesuaian suku bunga acuannya.

Di hadapan Komite Perbankan Senat AS pada Selasa (26/2), Powell mengatakan bahwa meningkatnya risiko dan lemahnya data ekonomi tidak mungkin mencegah pertumbuhan yang solid ekonomi AS tahun ini. Namun The Fed dikatakannya akan tetap "bersabar" terhadap laju kenaikan suku bunga.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau lanjut melemah 0,035 poin atau 0,04% ke level 95,968 pada pukul 17.08 WIB.

Indeks sempat rebound dan menguat ke level 96,158 setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,056 poin atau 0,06% di posisi 96,059 pagi tadi. Pada perdagangan Selasa (26/2), indeks berakhir melemah 0,410 poin atau 0,43% di level 96,003, pelemahan hari ketiga berturut-turut.

"Jatuhnya dolar sedikit membingungkan karena komentar Powell tidak menawarkan sentimen baru. Tetapi pasar berada dalam kondisi di mana dolar sensitif terhadap faktor-faktor potensial,” kata Masafumi Yamamoto, analis valas di Mizuho Securities.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper