Bisnis.com, JAKARTA – Perkembangan perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang mulai memberikan aura damai telah berdampak baik bagi sebagian besar harga komoditas, termasuk tembaga. Logam merah tersebut berhasil melanjutkan reli penguatannya, memasuki hari keempat berturut-turut.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (15/2/2019), harga tembaga di bursa London ditutup menguat 0,83% menjadi US$6.188 per ton.
Sementara itu, pada perdagangan hari ini, Senin (18/2/2019) pukul 14.00 WIB, harga tembaga di bursa Shanghai menguat 0,95% menjadi 48.810 yuan per ton.
Mengutip Bloomberg, harga tembaga naik setelah komentar penuh harapan dari AS dan China terkait dengan nasib negosiasi perdagangan kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa diskusi tim perdagangannya di Beijing pada pekan lalu sangat produktif, karena kedua belah pihak mengisyaratkan optimisme seputar persetujuan tertulis menjelang batas waktu pengenaan bea impor yang lebih tinggi pada 1 Maret 2019 mendatang.
Selain itu, sentimen positif tembaga juga berasal dari pemogokan oleh pengemudi truk di Peru yang diprediksi mempengaruhi pengiriman pasokan dari produsen tembaga terbesar kedua di dunia tersebut sehingga akan memberikan tekanan baru untuk pasokan tembaga global.
Baca Juga
Di sisi lain, perkembangan perundingan perdagangan AS dan China yang melemahkan dolar AS juga membantu naik seluruh harga logam dasar di bursa London.
Tercatat, aluminium bergerak naik 0,49% menjadi US$1.859 per ton, timbal bergerak naik 2,01% menjadi US$2.078 per ton, nikel menguat 1,64% menjadi US$12.400 per ton, timah bergerak di zona hijau, naik 1,44% menjadi US$21.200 per ton, dan zinc naik 2,39% menjadi US$2.653 per ton.