Bisnis.com,JAKARTA— Laju saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tergelincir ke zona merah pada sesi pertama perdagangan, Kamis (14/2/2019), setelah manajemen mengumumkan akan menurunkan harga tiket 20% untuk rute domestik.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham emiten berkode GIAA tersungkur 5,88% pada sesi pertama perdagangan, Kamis (14/2/2019). Pergerakan mendarat di level Rp448 atau mengalami koreksi 28 poin dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.
Adapun, persentase koreksi saham GIAA, pada sesi pertama perdagangan hari ini, menjadi yang paling besar dibandingkan dengan emiten induk pelat merah lainnya.
Padahal, untuk periode berjalan 2019, laju saham maskapai milik negara itu menguat 50,34%. Total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai Rp11,60 triliun.
Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas menilai penurunan harga saham yang terjadi pada sesi pertama perdagangan hari ini menjadi cerminan respons atas berita penurunan harga tiket 20% untuk rute domestik. Menurutnya, para investor mempertimbangkan proyeksi kinerja keuangan maskapai pelat merah itu.
“Dari revenue [karena penurunan harga tiket 20%] ada kemungkinan turun assuming volume penjualan tidak naik signifikan,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (14/2/2019).
Secara teknikal, Frederik menyebut terlihat dari pola candle pergerakan saham GIAA. Terlihat pola cukup panjang ke bawah dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, empat maskapai di bawah bendera Garuda Indonesia Group akan menurunkan harga tiket 20% untuk semua rute domestik mulai hari ini. Hal itu menyusul tekanan dan tuntutan publik agar maskapai memangkas tarif.