Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Global Kecewa Data China, IHSG pun Terseret Turun

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dan berakhir terkoreksi di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (28/1/2019), memutuskan reli kenaikan dua hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Proyeksi IHSG Senin-Jumat 28 Januari-1 Februari 2019
Proyeksi IHSG Senin-Jumat 28 Januari-1 Februari 2019

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dan berakhir terkoreksi di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (28/1/2019), memutuskan reli kenaikan dua hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup turun 0,37% atau 24,13 poin di level 6.458,71 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (25/1), IHSG berakhir menguat 0,25% atau 16,19 poin di posisi 6.482,84.

Padahal, pergerakan IHSG sempat melanjutkan penguatannya setelah dibuka naik 0,25% atau 16,19 poin di level 6.482,84 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.433,82– 6.4501,09.

Lima dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori negatif, dipimpin sektor properti (-1,72%) dan infrastruktur (-1,41%). Empat sektor lainnya menetap di zona hijau dipimpin sektor industri dasar yang naik 1,51%.

Dari 627 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 171 saham menguat, 230 saham melemah, dan 226 saham stagnan.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing turun 2,58% dan 2,60% menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG hari ini.

Di sisi lain, saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang masing-masing naik 8,78% dan 1,84% menjadi pendorong utama sekaligus membatasi koreksian IHSG hari ini.

Aksi jual bersih oleh investor asing pun berlanjut pada perdagangan hari ke-2 berturut-turut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan net sell sebesar Rp660,99 miliar pada perdagangan hari ini.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 tergelincir dan berakhir melemah 0,46% atau 2,65 poin di level 573,50, setelah ditutup menguat 0,10% di posisi 576,16 pada perdagangan Jumat (25/1).

Indeks saham lainnya di Asia mayoritas berakhir di zona merah, di antaranya indeks FTSE KLCI Malaysia (-0,21%), indeks FTSE Straits Times Singapura (-0,09%), dan indeks PSEi Filipina (+0,01%).

Di Jepang, indeks Nikkei 225 dan Topix masing-masing ditutup melemah 0,60% dan 0,68%. Indeks Kospi Korea Selatan berakhir turun tipis 0,02%.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing ditutup turun 0,18% dan 0,02%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,03%.

Dilansir Reuters, pasar saham mulai dari Asia hingga Eropa terbebani menyusutnya laba industri China. Pada saat yang sama, investor tetap bersikap hati-hati menjelang sejumlah agenda penting pekan ini, termasuk perundingan perdagangan China-AS dan pertemuan kebijakan Federal Reserve.

Bursa Eropa pun terseret turun pada awal perdagangan, mencerminkan penurunan bursa saham di Asia akibat kekhawatiran atas pertumbuhan China.

Indeks MSCI world equity, yang melacak pergerakan saham di 47 negara, turun 0,1%, sedangkan indeks Eropa MSCI turun 0,5%. Indeks Stoxx 600 juga turun 0,4%.

“Perlambatan ekonomi China kadang-kadang bisa dianggap sebagai peristiwa istimewa yang akan dihadapi oleh pemerintah China,” kata Philip Shaw, kepala ekonom di Investec, seperti dilansir Reuters.

“Sudah cukup jelas bahwa situasi saat ini lebih global, dalam hal ketegangan tarif antara AS dan China dan ancaman perselisihan itu semakin meluas.”

Berdasarkan laporan National Bureau Statistics (NBS) yang dirilis hari ini, laba industri pada Desember 2018 turun 1,9% dari tahun sebelumnya menjadi 680,8 miliar yuan (US$100,9 miliar), akibat terbebani lesunya permintaan.

Perolehan perusahaan-perusahaan industri di China menyusut untuk bulan kedua berturut-turut. Pada November 2018, laba industri turun 1,8%, kontraksi pertama untuk laba dalam hampir tiga tahun.

Fakta ini mendesak para pembuat kebijakan Negeri Tirai Bambu untuk mendukung industri yang dirugikan oleh melambatnya harga dan aktivitas pabrik yang lesu di tengah perang dagang yang berkepanjangan antara China dan Amerika Serikat (AS).

Saham-saham penekan IHSG:                   

Kode

(%)

TLKM

-2,58

UNVR

-2,60

BMRI

-2,71

ASII

-0,59

POOL

-12,38

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

JPFA

+8,78

CPIN

+1,84

BRPT

+5,33

INKP

+3,24

TPIA

+2,33

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper