Indosat Terbitkan Obligasi, MAMI Pilih Rights Issue
PT Indosat Tbk. menawarkan obligasi berkelanjutan III senilai Rp7 triliun dan Sukuk Ijarah berkelanjutan Rp3 triliun. Pada tahap awal, Indosat bakal menerbitkan obligasi Rp1,5 triliun dan sukuk Rp500 miliar.
Presiden Direktur Indosat Chris Kanter menyampaikan, prospek industri telekomunikasi ke depannya masih cerah. Untuk itu, perseroan akan semakin mendorong ekspansi infrastruktur jaringannya.
“Dana ini dialokasikan untuk capex. Dan sebagian besar capex akan dialokasikan untuk pembelian BTS [Base Transceiver Station] 4G,” ujarnya.
Pada tahun ini, emiten berkode ISAT itu menganggarkan belanja modal senilai Rp10 triliun.
Pada Jumat (25/1), harga saham Indosat turun 5,21% menjadi RP2.730 per saham. Sepanjang sepekan ini, harga saham ISAT sudah naik 28,77%.
Ini Tujuan Rights Issue MAMI
Berbeda dengan Indosat, Mas Murni Indonesia memilih jalur pendanaan lewat rights issue.
Emiten berkode MAMI itu akan menggunakan dana hasil rights issue untuk pengambilalihan obligasi wajib konversi (OWK) PT Anugrah Mitra Lestari (AML) milik Brentfield Investment Ltd. Nantinya OWK itu bisa dikonversi menjadi 95,42% saham AML.
AML adalah perusahaan properti yang memiliki kerja sama operasi (KSO) dengan MAMI dalam proyek mixed use di Jalan Embong Malang, Surabaya, Jawa Timur.
Lalu, MAMI juga akan ambil alih OWK PT Indo Udang Mas Lestari (IUL) yang dimiliki oleh Tumaco Pte. Ltd yang bisa dikonversi menjadi 80% saham IUL.
IUL merupakan perusahaan perikanan, khususnya tambak udang.
Selain itu, perseroan akan menggunakan dana rights issue untuk ambil alih tanah 19 hektar di Cisarua, Bogor milik PT Jasa Puri Medikatama. Lahan itu dikembangkan menjadi hotel, resort, outbound, dan glamping area.
Pada perdagangan Jumat (25/1), harga saham MAMI turun 0,76% menjadi Rp131 per saham. Sepanjang pekan ini, harga saham perseroan cenderung stagnan.