Sektor Keuangan, Rencana Bank Besar Akuisisi Bank
Beberapa bank besar seperti, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Central Asia Tbk. mengungkapkan rencana akuisisi bank kecil pada tahun ini.
Pasca paparan kinerja 2018, Bank Negara Indonesia (BNI) mengungkapkan telah menyiapkan dana senilai Rp4 triliun untuk melakukan aksi akuisisi asuransi dan bank.
Untuk perusahaan asuransi, bank berkode emiten BBNI itu sudah memiliki beberapa calon dan tinggal memilih yang paling cocok.
Lalu, bank pelat merah itu mengincar bank umum kelompok usaha (BUKU) II dan III atau bank kelas menengah. Nantinya, bank yang diakuisisi itu akan diarahkan menjadi bank digital perseroan.
Nantinya, BNI juga akan melakukan akuisisi perusahaan tekfin untuk memperkuat bank digital tersebut.
Aksi BCA Pasca Akuisisi
Baca Juga
Sementara itu, Bank Central Asia (BCA) sudah semakin memperjelas rencana akuisisi bank kecil. Bank swasta terbesar di Indonesia menegaskan bakal merealisasikan aksi akuisisinya pada tahun ini.
Bank berkode emiten BBCA itu sedang proses aksi akuisisi satu bank kecil di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Nantinya, bank itu akan dimerger dengan salah satu anak usaha perseroan.
Direktur BCA Santoso mengatakan, perseroan akan melakukan merger antara bank yang diakuisisi dengan PT Bank BCA Syariah.
"Kelihatannya akan di merger dengan BCA Syariah. Untuk akuisisi bank yang kedua sedang dipikirkan, tetapi masih dalam taraf diskusi," ujarnya.
Pada perdagangan Jumat (25/1), harga saham BCA naik 0,55% menjadi Rp27.450 per saham. Sepanjang pekan ini, harga saham BCA sudah naik sebesar 1,19%.
Pemegang Saham Bank Permata Tetap Komitmen
Lalu, pemegang saham pengendali Bank Permata, PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered mengaku masih berkomitmen menjadi pemilik bank berkode emiten BNLI.
"Kami optimistis terhadap fundamental dan prospek Bank Permata untuk jangka panjang. Kami akan menjalankan peran aktif sebagai salah satu pemegang saham untuk mendukung kinerja bank," tulis keterang resmi Standard Chartered Bank (SCB).
Pihak Astra yang tidak mau disebutkan namanya mengaku belum mendapatkan informasi apapun soal rencana divestasi Bank Permata.
Sebelumnya, muncul rumor Mizuho Financial Group )MFG) akan menjadi pembeli potensial Bank Permata. Bank asal Jepang itu disebut bakal menjadi pemegang saham mayoritas Bank Permata.
Pada perdagangan Jumat (25/1), harga saham Bank Permata turun 1,91% menjadi Rp1.025 per saham. Sepanjang sepekan ini, harga saham Bank Permata telah menanjak 45,39%.