Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jajaki Proyek EBT, Cikarang Listrindo (POWR) Kembangkan Pilot Project

Emiten pembangkit listrik PT Cikarang Listrindo Tbk. mengembangkan pilot project Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Cikarang, Jawa Barat. Dari proyek pertama tersebut, perseroan akan menganalisis prospek pengembangan bisnis energi baru terbarukan (EBT).
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pembangkit listrik PT Cikarang Listrindo Tbk. mengembangkan pilot project Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Cikarang, Jawa Barat. Dari proyek pertama tersebut, perseroan akan menganalisis prospek pengembangan bisnis energi baru terbarukan (EBT).

Investor Relation and Corporate Finance manager Cikarang Listrindo Baskara Rosadi Van Roo menyampaikan perseroan memiliki visi untuk mengembangkan pembangkit tenaga terbarukan. Perseroan masih akan mempelajari level radiasi pada PLTS pilot project di Cikarang tersebut.

“Kami masih mengembangkan pilot project Cikarang tersebut sebesar 52,5 kilowatt untuk mengumpulkan informasi terkait level radiasi matahari penuh selama 1 tahun di daerah tersebut,” ungkap Baskara di Jakarta, Kamis (24/1/2019).

Adapn, pilot project tersebut telah dimulai perseroan sejak April 2018, sehingga hasil pengumpulan informasi akan diperoleh pada April tahun ini.

Baskara menjelaskan pengembangan PLTS berikutnya akan bergantung pada informasi yang dikumpulkan perseroan pada pilot project tersebut. Setelah proses tersebut selesai, perseroan akan menentukan besaran dana yang dibutuhkan untuk pengembangan bisnis EBT.

Namun, emiten dengan sandi POWR tersebut memprediksi kebutuhan investasi setiap 1 megawatt  PLTS akan sebesar US$1 juta. Jika nantinya akan dikembangkan secara penuh oleh perusahaan, investasi awal akan berasal dari kas internal perusahaan.

Adapun, pada tahun ini POWR menganggarkan belanja modal sebesar US$50 juta, meningkat dari tahun lalu yang berada pada kisaran US$30 juta—US$40 juta. Dana tersebut pun akan berasal dari kas internal perusahaan.

Dana tersebut nantinya akan digunakan perseroan untuk kebutuhan perawatan pembangkit sekaligus pembangunan jalur distribusi energi.

Per September 2018, perseroan membukukan 43 pelanggan baru. Pada tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan pelanggan melalui pemenuhan seluruh permintaan listrik tambahan dari kawasan industri, optimalisasi utilisasi dari seluruh pembangkit, dan mempertahankan kualitas pelayanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper