Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menganggarkan belanja modal atau capital expenditure Rp715 miliar untuk pengembangan kawasan dan proyek transit oriented development pada 2019.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih menjelaskan bahwa emiten berkode saham WIKA itu akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada level anak usaha. Aksi korporasi tersebut salah satunya akan ditempuh oleh PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty) dengan target proceeds sekitar Rp2 trliun.
Sebagian dana dari hasil IPO, sambungnya, akan digunakan untuk akuisisi lahan dan proyek yang memiliki potensi transit oriented development (TOD). “Selain itu WIKA Group juga akan mendapatkan banyak omzet kontrak dari WIKA Realty untuk pembangunan properti di berbagai TOD yang dikelolanya,” ujarnya kepada Bisnis.com, baru-baru ini.
Di sisi lain, Steve mengatakan WIKA akan mengembangkan berbagai TOD yang akan dijadikan recurring income. Hal itu sejalan dengan bisnis perseroan sebagai kontraktor berbagai infrastruktur baik yang berbasis jalan maupun rel.
Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Puspita Anggraeni mengungkapkan perseroan telah menyiapkan alokasi belanja modal untuk pengembangan kawasan dan proyek TOD. Total dana yang dianggarkan senilai Rp715 miliar pada tahun ini.
Puspita mengungkapkan beberapa lokasi atau kawasan TOD yang akan dikembangkan perseroan yakni Depo Light Rail Transit Kelapa Gading, Pulomas, MT Haryono, Bendungan Hilir, Stasiun Senin, Laswi Bandung, Stasiun Manggarai, dan TOD Kereta Cepat.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengatakan akan berinvestasi lebih agresif di lini bisnis energi, properti, dan infrastruktur. Dengan demikian, kontrak baru akan datang dari proyek investasi perseroan.
WIKA Realty, sambungnya, kini tengah aktif membangun kawasan hunian di lokasi Pulau Jawa dan Pulau Bali. Entitas anak itu juga berperan dalam pengembangan TOD di jalur strategis Kereta Cepat Jakarta-Bandung.