Bisnis.com, JAKARTA—Panin Asset Management menargetkan asset under management (AUM) tahun ini dapat mencapai Rp14,5 triliun, tumbuh 26% dibandingkan dengan capaian sepanjang tahun lalu yang senilai Rp11,5 triliun.
Ridwan Soetedja, Direktur Panin Asset Management, mengatakan bahwa kendati kinerja pasar secara umum tidak cukup menggembirakan tahun lalu, PAM masih mampu membukukan peningkatan AUM yang signifikan. Pada 2017, capaian AUM perusahaan baru Rp9,9 triliun, tetapi tumbuh 16% sepanjang 2018 menjadi Rp11,5 trilliun.
Tahun ini, PAM memperkirakan kinerja pasar akan jauh lebih baik, sehingga permintaan terhadap produk derivatif pasar modal, khususnya reksa dana, juga akan meningkat. Selain itu, PAM sendiri kini memiliki setidaknya 65.000 investor.
“Tahun ini kami targetkan AUM Rp14,5 triliun. Tahun ini fixed income dan equity dua-duanya memiliki prospek yang baik,” katanya, Senin (21/1/2019).
Ada beberapa faktor yang menopang optimisme PAM tahun ini. PAM memperkirakan tahun ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan stabil pada kisaran Rp14.200. IHSG diperkirakan meningkat hingga 7.400, sedangkan yield surat utang negara (SUN) 10 tahun diperkirakan di kisaran 6,5% - 7%.
Adapun, hingga perdagangan akhir pekan lalu, IHSG ditutup di level 6.448, sedangkan yield SUN 10 tahun berada di level 8,05%. Ridwan juga memperkirakan inflasi akan terjaga di level 3,8%, sedangkan pertumbuhan ekonomi diperkirakan sekitar 5,4%.
Ada beberapa faktor yang mendukung estimasi tersebut. PAM memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS dan global akan cenderung melemah tahun ini, sedangkan perang dagang masih akan berlanjut.
Suku bunga The Fed sudah mencapai puncaknya, sehingga peluang untuk naik lebih tinggi menjadi terbatas. Kondisi ini akan mendorong pelemahan mata uang dolar AS terhadap mata uang negara-negara lainnya. PAM memperkirakan BI 7 Days Repo Rate mungkin saja akan turun ke level 5,5% dari saat ini 6%.
Selain itu, faktor global lainnya yang juga menjadi sentimen positif yakni harga minyak yang kini turun di kisaran US$50-60 per barel. Harga CPO juga mulai naik, sedangkan harga batu bara stabil di kisaran US$100/mt. Sentimen investor global untuk investasi di negara berkembang juga mulai positif tahun ini.
Sementara itu, sentimen positif domestik antara lain semakin turunnya risiko politik menjelang dan seusai pemilu. Pendapatan dan konsumsi masyarakat juga diestimasikan akan meningkat. Harga komoditas ekspor yang membaik dan diikuti harga minyak yang turun akan melonggarkan tekanan terhadap CAD Indonesia. Rupiah juga akan lebih stabil.