Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pembangkit listrik PT Cikarang Listrindo Tbk. baru menggunakan 28,64% dana hasil penawaran umum saham perdana (IPO) perseroan yang sudah dilakukan sejak 7 Juni 2016.
Dari IPO, perseroan mengantongi dana bersih sebesar Rp2,29 triliun. Dana tersebut rencananya digunakan untuk ekspansi sebesar 70%, sedangkan sisanya akan digunakan perseroan untuk menambah modal kerja.
Berdasarkan laporan penggunaan dana IPO, emiten dengan sandi POWR tersebut baru merealisasikan dana penawaran umum sebesar Rp658,43 miliar per 31 Desember 2018. Dana tersebut digunakan untuk modal kerja.
Perseroan belum menggunakan dana untuk ekspansi sama sekali, yang bersumber dari IPO tersebut. Saat ini, perseroan masih memiliki dana hasil IPO sebesar Rp1,64 triliun.
Berdasarkan keterangan perseroan, seluruh dana IPO yang belum digunakan tersebut ditempatkan sebagai deposito di empat bank yaitu PT Bank UOB Indonesia, Credit Suisse Singapore, PT Bank QNB Indonesia Tbk. dan Standard Chartered. Selama Juli—Desember 2018, perseroan mengantongi bunga sebesar Rp25,55 miliar.
Secara rinci, perseroan menempatkan Rp478,32 miliar pada deposito bank UOB, Rp819,98 miliar pada Credit Suisse Singapore, Rp204,99 miliar pada Bank QNB Indonesia, dan Rp136,66 miliar pada Standard Chartered.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, POWR membukukan total penjualan neto sebesar US$426,31 juta selama Januari—September 2018, meningkat tipis 1,31% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang teercatat sebesar US$420,79 juta.
Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba periode berjlan sebesar US$60,62 juta, tergerus 23,49% secara yoy dari posisi US$79,24 juta.