Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rampungkan Pabrik, Austindo Nusantara (ANJT) Alokasikan Capex US$60 Juta

Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) mengalokasikan belanja modal senilai US$60 juta untuk penyelesaian pembangunan pabrik dan pemeliharaan tanaman.
Ilustrasi/anj-group.com
Ilustrasi/anj-group.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) mengalokasikan belanja modal senilai US$60 juta untuk penyelesaian pembangunan pabrik dan pemeliharaan tanaman.

Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya Lucas Kurniawan mengatakan, belanja modal pada tahun ini akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan pabrik dan infrastruktur di Papua Barat yang bakal beroperasi pada kuartal III/2019. Pabrik ini merupakan fasilitas pengolahan minyak kelapa sawit (CPO), minyak kernel sawit (PKO), dan sagu di Papua Barat.

Dia mengharapkan, fasilitas pengolahan CPO dan PKO dapat selesai pada kuartal III/2019. Pabrik kelapa sawit di Papua Barat ini akan memiliki dua lini, masing-masing lini memiliki kapasitas 45 metrik ton per jam.

Selain itu, belanja modal ANJT akan digunakan untuk penyelesaian frozen line entitas anak, PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) yang memproduksi edamame, pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan dan pembangunan infrastruktur kebun.

Tujuan penyelaian frozen line entitas anak perseroan yakni memproses edamame segar menjadi edamame beku untuk tujuan pasar ekspor. Fasilitas pemrosesan edamame ini berada di Jawa Timur. "Budget pembiayaan belanja 2019 sebesar US$60 juta," ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (4/1/2019).

Sebagai informasi, investasi pengolahan edamame di Jember, Jawa Timur membutuhkan investasi senilai US$6,4 juta dan pembangunan pabrik di Papua Barat membutuhkan biaya investasi sekitar US$23 juta.

Sepanjang 2018, sumber utama pendapatan ANJT dominan dari minyak kelapa sawit atau inti sawit dan kini berupaya meningkatkan pendapatan dari penjualan sagu dan edamame. ANJT memiliki luas area yang ditanami 48.857 hektare, yang terdiri dari tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan masing-masing 13.113 ha dan 35.744 ha hingga September 2018.

Lucas menambahkan, pada tahun ini, ANJT memasang target produksi sebanyak 263.000 ton. Target yang dipasang oleh ANJT naik 6% dari produksi 2018 sekitar 247.220 ton.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, pada awal 2018, ANJT memproyeksikan produksi sepanjang menjadi 219.284 atau naik 19,9% year on year dari posisi 210.248 ton pada akhir 2017. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper