Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Melaju Positif, IHSG Tersungkur Bersama Bursa Asia di Awal 2019

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus mengawali Tahun Baru 2019 dengan berakhir terkoreksi di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (2/1/2019), saat mayoritas indeks saham di Asia tersungkur ke wilayah negatif.
Karyawan meniup terompet saat Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2018, di Jakarta, Jumat (28/12/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan meniup terompet saat Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2018, di Jakarta, Jumat (28/12/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus mengawali Tahun Baru 2019 dengan berakhir terkoreksi di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (2/1/2019), saat mayoritas indeks saham di Asia tersungkur ke wilayah negatif.

Pergerakan IHSG berakhir tergelincir 0,22% atau 13,32 poin di level 6.181,17, dari level penutupan perdagangan terakhir 2018, Jumat (28/12/2018), di level 6.194,50 dengan kenaikan 0,06% atau 3,85 poin.

Padahal, IHSG sempat melanjutkan kenaikannya hingga menembus level 6.200 setelah dibuka naik tipis 0,05% atau 3,37 poin di level 6.197,87 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.164,83 – 6.205,89.

Delapan dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di zona merah, dipimpin sektor tambang (-1,61%) dan industri dasar (-1,04%). Adapun sektor konsumer dan properti mampu mengakhiri pergerakannya di zona hijau, masing-masing dengan kenaikan 0,40% dan 0,19%.

Dari 622 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 157 saham menguat, 258 saham melemah, dan 207 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang masing-masing turun 1,37% dan 3,81% menjadi penekan utama terhadap pelemahan IHSG.

Di sisi lain, saham PT Unilever Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing naik 2,20% dan 1,62% menjadi pendorong utama sekaligus membatasi besarnya koreksi IHSG hari ini.

Sejalan dengan IHSG, pergerakan indeks Bisnis-27 berakhir melemah 0,13% atau 0,69 poin di level 553,02, setelah menutup perdagangan Jumat (28/12/2018) dengan pelemahan 0,26% di level 553,71.

Kendati pergerakan pasar saham domestik melemah, investor asing masih mampu lanjut mencatatkan aksi beli bersih pada perdagangan hari ketiga berturut-turut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan net buy sebesar Rp207,49 miliar pada perdagangan hari ini.

Asia Tertekan Data Ekonomi China

Bersama IHSG, mayoritas indeks saham lainnya di Asia berakhir melemah, di antaranya indeks FTSE KLCI Malaysia (-1,33%) dan indeks FTSE Straits Times Singapura (-0,97%).

Adapun indeks Kospi Korea Selatan ditutup merosot 1,52%, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing ditutup melemah 1,15% dan 1,37%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong berakhir anjlok 2,77%.

Berdasarkan data Bloomberg, secara keseluruhan indeks saham Asia Pasifik selain Jepang merosot 1,9% pada pukul 4.39 sore waktu Hong Kong.

Kemerosotan bursa Asia pada perdagangan hari ini yang menjadi awal terburuk utamanya disebabkan merosotnya kondisi aktivitas pabrik di China pada Desember 2018.

Aktivitas pabrik China berkontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun pada Desember 2018.

Fakta ini menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi pemerintah China ketika berupaya untuk mengakhiri perang perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) serta mengurangi risiko perlambatan ekonomi yang lebih tajam pada 2019.

Biro Statistik Nasional China pada Senin (31/12/2018) mengumumkan Purchasing Managers' Index (PMI) turun menjadi 49,4 pada Desember 2018. Angka ini di bawah level 50 poin yang menjadi pemisah antara pertumbuhan dan perlambatan produksi sekaligus menjadi PMI terendah sejak Februari 2016, ketika indeksnya berada di level 49. 

Sejalan dengan survei resmi, survei swasta yang dirilis hari ini (Rabu, 2/1/2019) menunjukkan aktivitas pabrik China mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam 19 bulan pada bulan Desember karena pesanan domestik dan ekspor terus melemah.

Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) China dari Caixin Media dan IHS Markit turun menjadi 49,7 dari 50,2, level terendah terendah sejak Mei 2017.

“Pasar Asia meluncur ke wilayah negatif menyusul rilis data PMI manufaktur Caixin China yang mengecewakan,” kata Margaret Yang, analis pasar di CMC Markets.

“PMI manufaktur China turun dengan laju lebih cepat dari perkiraan ekonom. Hal ini mengindikasikan bahwa perlambatan ekonomi global dan perang dagang merugikan aktivitas manufaktur negara itu."

Saham-saham penekan IHSG:                                                       

Kode

(%)

BBRI

-1,37

CPIN

-3,81

INAF

-15,38

BMRI

-0,68

TLKM

-0,53

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

UNVR

+2,20

HMSP

+1,62

BBCA

+0,77

EMTK

+4,76

PGAS

+4,25

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper