Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berupaya mempertahankan laju positifnya di zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Jumat (28/12/2018).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG naik tipis 0,09% atau 5,38 poin ke level 6.196,02 pada pukul 09.32 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan 0,16% atau 9,65 poin di posisi 6.200,30.
Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.191,61 – 6.208,82. IHSG melanjutkan kenaikannya setelah mampu rebound dan berakhir menguat 1,02% atau 62,79 poin di posisi 6.190,64 pada perdagangan Kamis (27/12).
Empat dari sembilan sektor terpantau bergerak positif pagi ini, dipimpin sektor aneka industri dan infrastruktur yang masing-masing naik 0,86% dan 0,65%. Lima sektor lainnya bergerak di zona merah, dipimpin sektor industri dasar yang turun 0,40%.
Sebanyak 181 saham menguat, 103 saham melemah, dan 338 saham stagnan dari 622 saham yang diperdagangkan.
Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 0,80% dan 0,69% menjadi penopang utama terhadap pergerakan IHSG pagi ini.
Di sisi lain, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Indofarma Tbk. (INFA) yang masing-masing turun 2,45% dan 10,18% menjadi penahan utama sekaligus membatasi besar penguatan IHSG pagi ini.
Tim riset Valbury Sekuritas Indonesia menilai aksi window dressing yang dilakukan pemodal di pengujung tahun ini setidaknya membuka peluang bagi IHSG ke teritorial positif pada perdagangan saham hari ini.
Dikemukakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV tahun 2018 masih defisit. Kendati terjadi surplus neraca transaksi modal dan finansial belum cukup untuk mengimbangi defisit neraca transaksi berjalan.
Arus masuk dana asing yang tercatat pada transaksi modal dan finansial hanya sedikit banyak mengimbangi defisit transaksi berjalan. Berbeda halnya dengan Bank Indonesia (BI) yang memprediksikan NPI akan surplus pada kuartal IV 2018 meskipun defisit neraca transaksi berjalan berada di atas 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dengan pertimbangan lonjakan surplus neraca transaksi modal dan finansial.
BI memperkirakan secara keseluruhan surplus neraca modal akan lebih tinggi dari defisit transaksi berjalan sehingga di triwulan IV neraca pembayaran akan surplus.
Dari luar negeri, Presiden AS Donald Trump menginginkan agar pemerintah mendapatkan anggaran untuk pembuatan tembok baru di perbatasan. Kendati belum ada kesepakatan dengan parlemen soal hal ini, walhasil pemerintahan AS tutup. Trump mengatakan akan tetap berpegang teguh pada keinginanya membuat tembok baru di perbatasan.
Trump berharap permohonan anggaran untuk tembok ini bisa mencapai kesepakatan dalam waktu cepat dan bisa segera masuk dalam rencana pengeluaran pemerintah. Kegagalan negosiasi antara Trump dan Parlemen terkait anggaran ini masih memicu ketidakpastian di pasar.
“Terlepas dari sentimen global yang masih diwarnai ketidakpastian terhadap pasar, namun aksi window dressing yang dilakukan pemodal di penghujung akhir tahun ini setidaknya membuka peluang bagi IHSG ke teritorial positif pada perdagangan saham hari ini,” jelasnya dalam riset.
Sejalan dengan IHSG, pergerakan indeks Bisnis 27 lanjut naik 0,09% atau 0,50 poin ke level 555,66 pada pukul 09.33 WIB, setelah rebound dan ditutup menguat 0,88% atau 4,82 poin di posisi 555,16 pada perdagangan Kamis (27/12).
Indeks saham lainnya di kawasan Asia cenderung bergerak variatif pagi ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (+0,41%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,26%), dan indeks PSEi Filipina (-0,01%).
Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei Jepang masing-masing melemah 0,78%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,63%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan indeks CSI 300 China masing-masing naik 0,29% dan 0,48%.