Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tambah Terbebani Kisruh Politik AS

Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi pada perdagangan pagi ini, Rabu (26/12/2018), tertekan serangkaian isu politik AS termasuk perihal government shutdown parsial dan tensi Gedung Putih-Federal Reserve.
Karyawan menghitung uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan
Karyawan menghitung uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi pada perdagangan pagi ini, Rabu (26/12/2018), tertekan serangkaian isu politik AS termasuk perihal government shutdown parsial dan tensi Gedung Putih-Federal Reserve.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama di dunia melandai 0,04% atau 0,035 poin ke level 96,546 pada pukul 10.40 WIB.

Pergerakan indeks dolar AS sebelumnya dibuka cenderung flat di level 96,584, setelah pada perdagangan Selasa (25/12) berakhir naik tipis 0,03% atau 0,028 poin di posisi 96,581.

Kekhawatiran AS dan perlambatan ekonomi global telah menyebabkan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun sekitar 25 basis poin pada bulan Desember, menambah ketegangan pada dolar AS dan semakin memperkeruh prospeknya.

“Pertumbuhan moderat AS dan ketegangan politik negatif untuk dolar dan kami memperkirakan berlanjutnya pelemahan [dolar AS],” kata Sim Moh Siong, pakar strategi mata uang di Bank of Singapore, seperti dilansir dari Reuters.

“Saya kira pemenang terbesar dari aksi penghindaran aset berisiko global adalah yen,” lanjutnya.

Nilai tukar yen terpantau sedikit terdepresiasi 0,12 poin atau 0,11% ke level 110,41 yen per dolar AS pagi ini pukul 10.50 WIB, setelah sukses membukukan apresiasi terhadap dolar AS selama delapan hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Dolar AS kehilangan posisinya terhadap yen untuk delapan sesi berturut-turut karena aksi penghindaran aset berisiko di pasar keuangan menguntungkan yen yang lebih bersifat sebagai mata uang safe haven, meskipun berjuang untuk lebih stabil terhadap yen pagi ini.

Selama beberapa bulan terakhir, dolar AS telah berjuang untuk menghilangkan rentetan faktor bearish, yang paling baru-baru ini didorong oleh spekulasi atas prospek suku bunga AS, penurunan imbal hasil obligasi, dan kejatuhan harga minyak.

Pekan lalu, Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya tahun ini, dan secara garis besar mempertahankan rencananya untuk menaikkan suku bunga tahun depan terlepas dari risiko ekonomi yang meningkat.

Hal ini mendorong Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan kritiknya terhadap Gubernur Fed Jerome Powell.

Menambah kekhawatiran investor tentang pertumbuhan dan ketidakpastian politik adalah penghentian sebagian layanan pemerintah federal AS setelah Senat AS tidak dapat memecahkan kebuntuan atas permintaan Trump terkait pendanaan tembok perbatasan dengan Meksiko. Seorang pejabat senior mengatakan shutdown ini dapat berlanjut sampai 3 Januari.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

26/12/2018

(Pk. 10.40 WIB)

96,546

(-0,04%)

25/12/2018

96,581

(+0,01%)

24/12/2018

 

96,553

(-0,42%)

21/12/2018

 

96,956

(+0,71%)

20/11/2018

96,276

(-0,78%)

Sumber: Bloomberg

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro